Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pahlawan Kampung Halaman Pergi demi Kebaikan

27 Maret 2022   14:14 Diperbarui: 27 Maret 2022   14:25 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bulan-bulan pertama setelah Kerispati menghilang, penduduk kampung mengucapkan kata-kata itu dengan rasa bangga. "Pergi demi kebaikan."

Begitulah menurut para kerabatnya, dan berarti dia pergi berperang di pihak Kebaikan, untuk mengganggu dan membingungkan para penyerbu saat mereka berbaris perlahan melintasi lahan-lahan kebun dan pertanian.

Pada malam hari, mereka membisikkan cerita tentang Kerispati. Berjongkok mengelilingi lampu teplok, penduduk kampung berbagi kisah tentang petualangannya.

"Menghancurkan seluruh unit elit musuh, negitu yang kudengar. Membuat senjata hebat mereka menyalak sendiri. "

"Menyelinap ke kemah lapangan dan mencuri data intelijen rahasia, membuat mereka mengatur ulang rencana mereka sepanjang musim."

"Memanen biji-bijian tepat di bawah hidung mereka, dan mengembalikannya kepada kita."

***

Dia sepertinya terus-menerus membodohi musuh. Bagaimana mereka bisa tetap membusungkan dada dengan menegakkan kepala setelah berkali-kali dipermalukan, adalah misteri bagi penduduk kampung.

Pasukan musuh tetap maju menginjak biji-bijian di sawah luas meskipun semua rencana mereka telah dibuat berantakan, menjadi misteri yang lebih besar lagi.

Namun, seiring berlalunya bulan di langit malam, penyerangan berubah. Tentara bergerak ke luar kampung, meninggalkan administrator dan sejumah kecil tentara. Biji-bijian masih tumbuh, dan penduduk kampung masih mendapatkan hasil panen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun