Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Istana untuk Segala Cuaca & Buntu (2 Fiksi-100-Kata)

25 Maret 2022   13:13 Diperbarui: 25 Maret 2022   13:39 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istana untuk Segala Cuaca

Saat senja, sekelompok orang bersenjata, seperti yang telah terjadi tadi pagi, memerintahkan kami untuk segera pergi meninggalkan rumah.

Kami menyeret tempat tidur saat kami pergi. Setelah menemukan lahan kosong, kami menetap di sana, di sebuah rumah tanpa dinding, pintu, dan jendela. Juga tanpa atap. Sebuah rumah yang kami sebut Istana untuk Segala Cuaca.

Tengah malam, tiga saudara sepupu saya, ketiganya polisi, datang dan menyuruh kami pergi. Tanah itu akan dikavling dan kompleks perumahan akan segera dibangun.

Kami turun ke jalan lagi, menuju cakrawala. ketika tiba-tiba Mahala menangis. Dalam salah satu penggusuran itu, dia tidak ingat yang mana, Mahala ketinggalan kuncinya.

Bandung, 25 Maret 2022

naturetshirts.com
naturetshirts.com

Buntu

Aku kehabisan ide, mengalami writer's block. Dari pada bengong menghadapi layar laptop yang kosong, kuputuskan untuk pergi ke kafe yang tenang, dengan harapan mendapatkan inspirasi.

Pelayan cantik tanpa senyum mendekat untuk menanyakan aku ingin mium apa. Dia mengenakan kaos bermotif kodok dengan berbagai ukuran dan warna. Kutanya, "apa minuman yang kamu sarankan untukku"? Dia memilihkan kopi termahal datri daftra menu.

Aku memesan secangkir kopi tanpa gula, dan segelas air mineral. Dia tersenyum, sinis.

Selama dua jam, aku mencoba mengumpulkan inspirasi dan menulis beberapa kata, tetapi seekor kodok terus melompat dari cangkir kopik gelas air mineral, mengganggu konsentrasiku dalam menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun