Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 1)

23 Maret 2022   21:21 Diperbarui: 23 Maret 2022   21:25 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Aku mengebut sesaat setelah melewati gerbang tol, dan memindahkan mobil ke jalur cepat. Mendahului mobil lainnya.

Saat jarum speedometer naik melewati delapan puluh, sembilan puluh kemudian bertahan di seratus, aku merasa diriku dipaksa kembali ke kursi. Cepatnya sangat melegakan setelah kemacetan lalu lintas kota Jakarta.

Aku jarang mendapat kesempatan untuk menguji keterampilanku membalap, dan rasanya enak.

Saat menuju selatan, lalu lintas segera menipis dan aku bisa mengemudi dengan santai. Tidak lama kemudian aku mulai merenungkan masalah David Raja sekali lagi.

Sudah lebih dari sembilan tahun sejak aku pertama kali bertemu David. Kami adalah mahasiswa teknik mesin di ITB, bergegas keluar di akhir masa kuliah menuju ke bar di Braga. David selalu minum wiski single atau double, sesuai dengan keadaan dompetnya saat itu, tetapi selalu wiski, sementara aku harus puas dengan bir lokal.

Jelas bahwa PT Ford Motor Indonesia bukanlah tempat yang tepat untuk pesona dan sifat ceria Joko Raja. Aku tidak terkejut mendengar dia mengumumkan suatu malam bahwa dia bergabung dengan perusahaan pembiayaan kapal internasional Dansk Skibskredit. Dia berharap untuk menemukan petualangan saat berkeliling dunia. Hanya bertahan beberapa bulan di FMI.

David jelas jauh lebih betah di dunia keuangan tingkat atas, dan aku mendengar berita tentang promosinya yang cepat. Dalam beberapa tahun ia telah mencapai jabatan direktur junior. Maka aku sedikit terkejut ketika setahun kemudian aku betemu dengannya saat berjalan di trotoar Jl. Sudirman dan melihatnya berpakaian kasual. David tipe pria yang senang memakai setelan jas mahal di setiap kesempatan, terutama saat dia berada di pusat kota.

Dia tampak sangat senang bertemu denganku dan bersikeras untuk mentraktirku di Tanamur. Butuh waktu setidak sepuluh menit sebelum dia mengakui bahwa dia tidak lagi di bidang keuangan. Tampaknya ada semacam 'kesalahpahaman' tentang salah satu kesepakatannya.

Tapi dia tertawa dengan cukup meyakinkan, menyatakan bahwa dia bukan orang yang duduk di belakang meja menatap layar komputer.

Di bawah pengaruh beberapa gelas Johnnie Walker Black minuman kesukaan David dan dikombinasikan dengan pesona cerianyayong, membuatku dengan bodoh menceritakan kepadanya bahwa aku baru saja mewarisi galangan kapal kecil milik keluarga di Batam setelah kematian seorang sepupu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun