Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mayat Hidup

22 Maret 2022   14:26 Diperbarui: 22 Maret 2022   14:37 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

aku kehilangan mata
di hari aku melihatnya
putih di muka meja logam terang
imaji membakar kornea
tak berguna untuk yang lain
mempertahankan kesan terakhir dan terlama
menempel di sel-sel seperti kanker berlemak
korban pertama

aku kehilangan kaki
yang berikutnya pergi
dalam gelap goyah tersandung
tarian terakhir gandrung
hening berkabut
hanyut ke mana melarung?

aku kehilangan tangan
mencakar tanpa henti
sampai hanya jatuh luruh
hampir berharap mereka terus
namun tidak: lelah, tak manusiawi
tak bergerak
tak lagi menjangkau

aku kehilangan kulit
terlupa bagaimana merasa
isi nyali terburai
meninggalkan jejak berbau


aku kehilangan kepala
yang terakhir lepas
berputar ke segala penjuru
di bawah tangga spiral hitam
jika berjalan cukup jauh
ada ruang di bawah
dingin kaku putih
-klinis
tidur sunyi


hatiku?
tlah lama hilang
matang di panggang

Bandung, 22 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun