Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dongeng yang Salah

20 Maret 2022   13:13 Diperbarui: 20 Maret 2022   13:14 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia menceritakan dongeng yang salah.

Dia ingin menjelaskannya dalam hal keajaiban dan harapan dalam dongeng, tetapi bahasa yang tepat untuk situasi ini adalah bahasa gravitasi, nuklir dan magnet. Galaksi, supernova  dan planet gas raksasa.

Ini adalah masalah mekanis, teknis, fisik. Matematika kalkulus dan sains murni.

Masalahnya adalah aku ingin dia kembali ke tempat asalnya, dan dia tidak mau.

Dia melirik ke langit, di mana rotasi bumi menjadi bayangan yang menghilangkan cahaya. Kaktus saguaro purba menjulang dalam siluet di tepi cakrawala jingga yang memudar. Bintang-bintang pertama (planet-planet, sebenarnya) adalah titik-titik redup di langit gradasi warna.

Panas meninggalkan gurun bersama cahaya. Aku menggigil.

"Kamu harus menyalakan api," katanya.

"Kamu punya yang lebih baik dari api unggun."

Tapi dia tidak mengeluarkannya, hanya melihatku di malam yang semakin kelam dengan matanya yang cokelat. Aku tidak bisa meloloskan diri seperti aku mampu melepaskan diriku dari gravitasi planet dengan baik.

Aku menyalakan api, mengambil panas dari pasir, dari bintang-bintang yang jauh, dari inti cair Bumi itu sendiri. Rasa sakit yang membakar menembusku, dan kayu bakar menyala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun