Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Takkan Pernah Tahu Nomor Rangkamu, Yeti

13 Maret 2022   22:00 Diperbarui: 13 Maret 2022   22:52 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku masih menoleh dua kali pada setiap yang sedikit mirip denganmu, kau tahu?

Kilatan cat perak di penglihatan tepiku, bunyi pergantian ganti, dan jantungku berdetak sedikit lebih cepat.

Mereka bilang itu bukan salahku. Bahkan polisi juga mengatakan itu kepadaku, tetapi implikasi kecil yang dilontarkan perusahaan asuransi masih melekat pada hati nuraniku bagai lumpur di jalur setapak menuju mistar gawangmu.

Pertama kali aku mengetahui kamu hilang, kupikir aku tahu jauh di lubuk hati terdalam kamu telah pergi untuk selamanya. Tapi penyangkalan terus muncul, dan aku mulai mencari, percaya penuh bahwa aku akan menemukanmu, tersesat, remuk, ditinggalkan oleh nasib di gorong-gorong di suatu tempat. Aku mengatur kelompok pencarian. Aku menawarkan hadiah. Aku melewati jalan setapak di lingkungan sekitar, semua jalan ke kompleks perumahan tetangga, di sekitar kota dan di sepanjang sungai.

Aku mengintip dari jembatan, mengusir burung puyuh liar, memukul balik semak berduri agar kubisa menjelajahi dasar sungai. Aku berharap melihat tubuhmu terbaring di bawah sana, setengah terkubur dalam lumpur menungguku untuk membawamu ke permukaan - tetapi aku tak pernah menemukanmu.

Ketika kembali ke rumah di antara masa-masa pencarian, pikiran sedihku mengembara tentang apa yang mereka lakukan terhadapmu. Aku membayangkan gergaji bundar dan obeng. Pedal dan roda gigimu dicopot. Suku cadangmu yang masih sempurna dijual terpisah ke penadah yang tidak bermoral. Kamu yang kusayangi  bukan lagi yang kukenal - hanya sekumpulan onderdil yang digunakan untuk menyelamatkan monster Frankenstein tua yang berkarat. Itu membuat perut mual, dan tiba-tiba aku marah karena mereka melakukan itu.

Kamu masih sangat muda dan cantik, dan itulah yang membuat mereka tertarik. Apakah mereka melihatmu berpacu dengan gembira melewati pagi dan berencana untuk mengikutimu pulang suatu malam? Apakah mereka memata-mataiku untuk melihat kapan aku akan meninggalkanmu sendirian tanpa ada yang melindungi? Apakah mereka menunggu malam tiba dengan tatapan serakah dan jari-jari gatal, tak sabar untuk memegang tubuhmu dengan tangan-tangan kotor mereka?

Aku meyakinkan diriku sendiri bahwa aku telah menguncimu dengan sangat hati-hati, bahwa tidak ada yang bisa melakukan lebih dari yang kulakukan untuk membuatmu tetap aman. Aku mengingatkan diriku akan hal itu, tapi aku berharap aku terus menahanmu di rumah. Tidak aman untukmu berada di luar sana, dan di benakku aku tahu itu. Aku terlalu berpuas diri, dan kamulah yang membayar harganya.

Oh, Yeti SB130 TURQ X01. Mereka meminta nomor rangkamu dan aku bahkan tidak mengetahuinya. Mengapa aku tidak pernah repot-repot mencari tahu? Aku tahu merek dan modelmu, tetapi setiap orang yang melihatmu sekilas bisa memberi tahu itu. Bahkan orang-orang yang mengambilmu dariku tahu itu. Apakah saya tidak lebih peduli dari mereka? Aku tahu bahwa sejak aku mempunyai Porche, keadaan di antara kita sedikit berbeda, dan sekarang aku sangat menyesal tidak mengajakmu keluar lebih sering. Tapi tentunya kamu tahu bahwa kamu memiliki tempat khusus di hatiku.

Kamu ada di hatiku lebih dulu, dan kamu membawaku ke tempat-tempat yang tidak bisa dilalui BMW R 18.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun