Aku benci pekerjaan ini, pikir Binsar Ujung sambil duduk di meja guru.
Sekitar sebulan sebelumnya, dia mulai mengajar sebagai guru pengganti. Sepertinya ini pilihan yang bagus. Bayarannya lumayan. Tidak membutuhkan gelar pendidikan, jadi gelar sarjana seninya yang tidak begitu laku dipasaran sudah cukup baik.
Benar-benar tidak banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Semua pekerjaan yang dibutuhkan hampir setiap hari adalah mengisi daftar hadir, memberikan tugas yang ditinggalkan guru, dan-bagian terpenting-memastikan anak-anak tidak menghancurkan sekolah.
Tapi ada sisi gelap dari pekerjaan itu. Sebagian besar waktunya, dia bekerja di sekolah menengah pertama. Sekolah ini penuh dengan anak laki-laki berusia lima belas tahun yang menyebalkan, yang menganggap bahwa nama marganya Ujung adalah hal yang lucu. Binsar tahu mereka terus-menerus membuat lelucon yang jorok tentang namanya di belakang punggungnya.
Kengerian apa yang menungguku hari ini? Binsar bertanya-tanya. Yang dia tahu hanyalah bahwa dia menggantikan guru biologi, jadi hari ini mungkin akan menjadi tugas tentang sesuatu seperti pentingnya makanan bergizi empat sehat lima sempurna.
Dia mengambil catatan yang ditinggalkan sang guru. Dia tidak punya waktu untuk membacanya sebelum murid pertama, Hotman, muncul.
Binsar menggertakkan giginya. Hotman adalah salah satu murid cowok yang paling menyebalkan di sekolah. Sungguh merupakan 'keberuntungan' bagi Binsar bahwa Jason di kelas pertamanya pada Senin pagi.
Anak laki-laki lain masuk. "Lihat siapa yang akan mengajar pelajaran seks hari ini!" Hotman berteriak kepada anak laki-laki lainnya. "Pak Ujung!"
Kedua anak laki-laki itu tertawa terbahak-bahak saat menuju meja mereka.
Binsar melihat catatan. Ya, pelajaran hari ini adalah tentang seks. Dan-lebih parah lagi-tugas membaca hari ini adalah tentang organ reproduksi pria.