Kamu baru saja diwisuda, menunggu jawaban dari puluhan surat lamaran yang kamu kirim. Kamu masih terhanyut dalam aura 'fresh graduate'.
Beberapa minggu kemudian, kamu hangout dengan teman-temanmu dan bertemu dengan cowok itu. Sesuku dan sekeyakinan denganmu, dan yang terpenting dia terlihat seperti tipe cowok idamanmu. Maksudmu, siapa sih, yang tak suka cowok ganteng, lucu, humoris, dan macho?
Dia mengajakmu untuk kencan makan malam minggu depan dan kamu setuju. Dia mengatakan kepadamu untuk memilih salah satu tempat favoritmu, tapi kamu memang suka telat mikir, maka kamu bilang dia harus memberikan kejutan, dan dia berjanji untuk melakukannya. Ucok benar-benar siap untuk membuatmu terkejut, karena dia memilih restoran seafood yang sangat terkenal di Ancol.
Kamis sebelum kencan, dia mengirimimu lokasinya. Alih-alih mengatakan, "Ah, gue tinggal di Cikarang, meet me at halfway aja, gimana?"Â kamu menjawab, "Wow, keren, tuh!"
Terbawa 'mood'-mu, dia memberi tahu tentang ulasan bagus yang dia dapatkan dari internet, dan seberapa yakin dia bahwa dia telah membuat keputusan terbaik.
Setelah percakapan itu, kamu mulai berpikir tentang cara mengangkut dirimu dari CIkarang ke Ancol dengan Grabcar tanpa kode promo. Tapi setelah beberapa jam berpikir, kamu memutuskan untuk naik ojek dari rumah ke Kawasan Industri, naik angkot turun di Warung Bangkok, lalu masuk stasiun Bekasi. Dari sana naik CL ke Stasiun Kota, sambung Grabcar ke Ancol.
Ide bagus! Katamu pada diri sendiri. Kamu tidak tahu bahwa di dunia nyata, jarak tak sedekat yang digaris di Google Maps.
Hari itu tiba dan kamu berada di atas angkot K32. Kamu berharap untuk duduk di depan samping supir, tapi harapanmu pupus ketika seorang lelaki tua sudah duluan duduk di situ. 10 menit menunggu penumpang lain dan 20 menit perjalanan yang tersendat-sendat ke Warung Bangkok sudah mulai melunturkan skin care dan make up-mu yang harganya sembuilan ratus ribu.
Kamu mengeluarkan tisu untuk menyeka keringat. Dan setelah melakukan itu kamu sadar bahwa beberapa remah putih tisu menempel di wajahmu.
Itu hanyalah awal dari ujianmu.
Sebelum sederet cobaan lainnya.