Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cangkir Teh

2 Maret 2022   11:03 Diperbarui: 2 Maret 2022   11:06 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semuanya berubah gara-gara cangkir teh.

Saat dia turun dari piring alas dan menginjakkan kakinya ke tanah yang kokoh, dia tahu dia menjadi berbeda.

Tentu saja, dia tidak mengatakan apa-apa kepada suaminya atau anak-anaknya,karena  dia tahu itu terdengar gila.

Tetapi ketika mereka berjalan di sekitar taman hiburan, mengendarai wahana atraksi yang berbeda, makan jagung brondong dan mi instan mangkuk, menonton pawai boneka, dia tahu itu tidak gila sama sekali. Ada sesuatu yang bergolak jauh di dalam dirinya yang belum pernah ada sebelumnya. Perasaan yang tidak bisa dia gambarkan dengan jelas

Apakah seperti sesuatu yang membuat jiwanya terbakar? Tidak, tidak cukup. Gatal? Mirip, tapi juga kurang tepat. Kata-kata apa pun yang dia gunakan, tak ada yang mengena. Pengalaman itu mengubah indranya. Warna-warna lebih cerah, suara lebih jernih, bau lebih tajam.

Dia melihat hal-hal di sekitarnya yang tidak akan pernah dia perhatikan sebelumnya.

Pasangan itu di sana, dari bahasa tubuh mereka jelas sedang bertengkar. Hubungan yang berantakan.

Lihatlah cara bocah laki-laki itu menjawab ibunya, suatu hari nanti dengan bertambahnya usia, dia akan menjadi seorang perundung dan kelak tiba waktunya untuk berkahir di balik jeruji penjara.

Bagaimana dengan cara gadis remaja itu bergelautan pada bahu pacarnya? Dia akan hamil sebelum lulus dari sekolah menengah atas.

Dan lelaki paruh baya itu duduk di bangku dekat komidi putar, lihat cara dia menggosok dadanya. Jantungnya bermasalah. Tak lama lagi waktunya di dunia ini.

Dia tahu semua hal ini dengan pasti. Wahana cangkir teh telah membangkitkan sesuatu dalam jiwanya, membuatnya kuat dan bijaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun