Dimulai dari Utara. Patung-patung yang didirikan sejak lama untuk menghormati orang-orang yang pernah dianggap berjasa dikepung, diikat dan ditarik jatuh karena ternyata orang-orang ini berjuang untuk tujuan yang tidak benar dan untuk menghormati mereka berarti menyetujui ketidakadilan.
Satu demi satu, patung-patung digulingkan oleh massa atau disingkirkan oleh pihak berwenang. Ada beberapa perlawanan. Tetapi tindakan dan kepercayaan dari orang-orang berpatung ini sekarang sangat menjijikkan sehingga siapa pun yang menghalangi jalan akan diteriaki dan dipersekusi.
Segera patung-patung manusia yang sekarang terlihat di sisi sejarah yang salah semuanya hilang. Tapi kemudian patung-patung lain ikut dirusak atau dihancurkan. Patung-patung laki-laki yang dulunya dianggap menginspirasi tetapi kesalahannya sekarang lebih dipahami. Orang-orang ini adalah orang berdosa, dan membiarkan patung mereka berdiri sekarang dianggap tidak bermoral.
Bahkan patung-patung manusia yang pernah dianggap pahlawan disingkirkan karena mereka memiliki pendapat atau melakukan tindakan yang bertentangan dengan pemikiran dan sentimen kontemporer. Tidak ada orang yang begitu cacat berada di atas fondasi.
Akhirnya, tentu saja, setiap patung di negeri itu diruntuhkan karena semua manusia tidak sempurna dan tidak ada yang lulus uji, bahkan orang-orang kudus pun tidak.
Sementara itu, ketidakadilan terus berlanjut, karena hanya lanskap yang berubah.
Bandung, 2 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H