Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Tak Bisa Dicerna

28 Januari 2022   13:00 Diperbarui: 28 Januari 2022   13:40 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa halaman dari buku-buku humor Dr. Sam---terutama koleksi kartun, dan buku-buku seni bergambar Nyonya Sahara berfungsi sebagai hidangan penutup yang luar biasa.

Ketika seseorang seperti saya mekahap buku, dia akan belajar untuk menghargai berbagai bentuk seni. Banyak buku tua, terutama komik Poskota dan Kompas Minggu, dicetak di atas kertas asam tinggi yang telah menguning dan menjadi rapuh selama bertahun-tahun. Tergantung pada subjeknya, kertas dan tinta lama membuat rasa yang menarik, kontras dengan buku-buku yang lebih modern yang dicetak di atas kertas bebas asam.

Buku yang dicetak di atas kertas glossy memiliki rasa yang lebih elegan, ditambah tinta berwarna memberikan nuansa yang bersahaja dan harum. Menyenangkan lidah sama pentingnya dengan menyenangkan langit-langit mulut.

Saya terutama menyukai buku-buku dengan tinta yang memberikan nuansa kayu manis dan kapulaga, meskipun kertas mengkilap sedikit lebih sulit untuk dikunyah dan dicerna.

Lalu apa yang tidak disukai dari buku-buku dengan kulit asli atau kulit imitasi? Makan itu sama dengan menyeruput martini yang enak setelah makan mewah---kenikmatan murni dan kehidupan yang baik. Tidak ada keraguan tentang hal itu.

Buku-buku tua yang dicetak ribuan dengan mesin cetak litograf halus menggunakan kertas berkualitas tinggi dan tinta printer mahal terasa lebih enak. Tinta dari mesin cetak lebih unggul dalam segala hal dibandingkan tinta dari printer inkjet. Tekstur dan rasa di lidah tinta printer tidak bisa diduplikasi dalam kartrid tinta.

Buku yang dicetak di tahun-tahun berikutnya, seperti buku on-demand yang dicetak dengan printer laser atau printer ink jet, dapat diterima, tetapi pengalaman bersantap yang dirasakan pasti lebih rendah. Namun, ketika persediaan menipis, pengorbanan harus dilakukan.

Minggu lalu, saya menyantap buku terakhir saya---Kamus Lengkap Webster. Kuarto tebal  72 gram dalam ikatan kain cokelat. Edisi kertas India, diindeks. Pelat warna, ilustrasi hitam putih.

Sungguh pesta untuk sarapan, makan siang, dan makan malam selama berminggu-minggu! Saya telah mempertimbangkan untuk menyimpan Encyclopedia Britannica untuk yang terakhir, tetapi entah bagaimana Webster menarik bagi saya. Bayangkan saja, setelah makan dan menyerap jutaan kata itu selama 50 tahun, saya bisa makan satu buku setebal 3194 halaman, ribuan kata! Dalam berbagai sesi tentunya. Saya menjadi semacam pencinta buku, bukan pelahap.

Sulit untuk menginjakkan kaki di luar rumah ketika tidak pernah lagi melakukannya selama bertahun-tahun. Namun, seseorang harus makan untuk bertahan hidup.

Saya tahu bahwa dunia akan berubah sejak terakhir kali saya keluar, tetapi saya belum siap untuk ini: TIDAK ADA BUKU CETAK!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun