Matahari terbenam bersedia pergi dari teras berwarna merah tomat. Di dalam pakaiannya ada tubuh dan di dalam tubuhnya ada tubuh lain yang senyumnya tidak berbentuk seperti senyuman tapi persis seperti bagian dalam tubuhnya yang bahagia bersamamu.
Seperti air mancur yang menetes tanpa henti dari pancurannya, cahaya keemasan datang ke mana-mana. Di mana-mana adalah ini: dia tidak tahu apa-apa selain lain.
Hidup hewan berkulitnya tergantung di bak cuci. Ketika jam berdentang delapan kali isak tangis pengiring perpisahan, bukan lagi tanpa nama yang dirindukan. Kadang-kadang serupa biduk lalu, terkadang dia seekor capung. Kadang-kadang bagai seorang musafir berjemur di pantai pasir, kadang-kadang buah duku di musim manggis.
Bandung, 21 Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H