Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terdampar di Masa Depan

10 Januari 2022   21:28 Diperbarui: 10 Januari 2022   21:39 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semuanya bekerja dengan sempurna. Aku menatap pintu keluar, mengambil napas dalam-dalam dan menekan pegangannya.

Dengan bunyi mendesis, pintu terbuka. Aku berjalan keluar menuju kegelapan.

Tiba-tiba cahaya lampu sorot menyala menerpa wajahku, suara sirene meraung membuatku berdiri membeku seperti anjing yang ketakutan. Sepertinya aku berdiri di semacam tempat parkir tetapi sulit untuk mengatakannya dengan cahaya yang menyinariku. Aku melindungi mataku dengan tangan terangkat, menyipitkan mata ke dalam kegelapan.

"Pelanggaran Undang-Undang Keselamatan Dimensi Ruang Waktu terdeteksi," terdengar suara menggelegar dari pengeras suara.

"Apa?" aku tergagap. "Namaku Dr. Mahiwal. Aku datang dari tahun 2022. Aku ... aku datang dengan damai."

Saat itu pengaruh sampanye yang kuminum hilang sudah. Aku ketakutan, padahal aku belum pernah takut sebelumnya.

Terhuyung-huyung aku membungkuk dan memuntahkan isi perutku ke trotoar.

***

Itu enam bulan yang lalu.

Ternyata mereka sudah menungguku. Detektor perubahan waktu telah dipasang untuk menangkap penjelajah waktu liar sepertiku, seperti pukat nelayan menjerat ikan.

Aku adalah orang keempat puluh dua yang mereka tangkap sejauh ini, tetapi aku adalah seorang selebriti, mengingat aku penemu mesin waktu yang pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun