Sebagai salah satu admin komunitas penulis 'Real Author Society' (RAS), aku tak segan-segan mengeluarkan ancaman kepada anggota ring satu komunitas, yaitu anggota awal sejak klub berdiri yang jumlah manusianya tak banyak.
Keanggotaan klub terbuka untuk umum. Namun untuk jadi anggota tetap, (seharusnya) dibutuhkan komitmen dalam berkarya dan bekerjasama. Demi apa? Demikianlah!
Maka, sehubungan dengan akan berakhirnya tahun 2021, awal Desember diadakan event menulis Resolusi Malam Tahun Baru. Karya para anggota akan dibukukan, dan ada topup dompet elektronik alakadarnya untuk karya yang diapresiasi oleh admin. (Ssst... sebetulnya ini gimmick yang biasa dilakukan komunitas literasi mana pun.)
Ada tiga minggu waktu yang diberikan.
Karena anggotanya merupakan penulis-penulis yang sudah berpengalaman, seharusnya---sekali lagi, seharusnya---mudah saja menulis 2 - 3 artikel masing-masing 500 - 1500 kata dengan tema tersebut. Â
Apa sih, susahnya mengarang bebas 'Yang Ingin Kulakukan Tahun Depan'? Â Sehari mencicil seratus kata, sebelum tenggat waktu sudah bisa dapat 3 - 4 cerita kilat. Apalagi ini semuanya penulis senior dengan puluhan ribu jam terbang (seandainya traveller) mendapatkan kartu anggota platinum hingga berhak makan, minum, tidur sepuasnya di lounge VIP bandara internasional.
Sebagai contoh:
Alih-alih membuat resolusi mengumpulkan duit di tahun 2022, tekadku adalah menghabiskan uang sebanyak-banyaknya.
Aku ingin menghabiskan uang untuk berinvestasi membeli saham dan reksadana syariah. Aku ingin menghabiskan uang untuk membuat kafe literasi pustaka tempat nongkrong penulis. Aku ingin menghabiskan uang untuk mengadakan lomba menulis novel hikayat kekinian. Aku ingin menghabiskan uang dengan menyelenggarakan Award untuk buku-buku yang terbit di tahun 2021....
Aku ingin makan minum yang menyehatkan. Karena di kafe tetangga harga teh kembang telang lebih mahal dari bubur ayam sarapan pagi, aku menanam tanaman perdu yang nama latinnya sangatlah saru itu. Aku minum rebusan sirih saat tenggorokan gatal yang kupetik dari halaman belakang. Sesekali jika sendi terasa linu, aku minum rebusan daun salam yang pohonnya tumbuh di pekarangan, tak lupa sambil mengucap 'salam' tentunya. Â Jika pinggang pegal, seduhan daun tempuyung yang tumbuh membandel jadi penghangat badan.