Hiruk-pikuk yang memekakkan telinga terdengar dari dapur saat panci dan wajan yang tak terbilang banyaknya jatuh ke lantai. Dria menutup telinganya sampai suara kelontangan mereda. Nada tinggi, "Oemji!" mencicit dari bibirnya.
Dria mengumpulkan peralatannya yang jatuh dan mulai lagi dari awal. Mengisi mangkuk pencampur, dia mulai mengocok. Oven berbunyi. Memilih lagu dari folder musik, rock opera mengalir lebih keras dari speaker eksternal, mengubah dapur kafe menjadi panggung stadium.
Dria berputar, memotong sayuran, lalu memasukkannya ke dalam kaldu sup. Rambutnya minggu ini dicat hijau kelabu.
"Phantom of the Opera?"
Dria memekik. Tomat di tangannya lebur menjadi bubur. Tatapannya mengarah ke arah pintu.
"Anton! Ngapain lu di sini?"
"Dompetku ketinggalan," katanya.
Anton masuk, cowok tinggi besar dengan lingkar lengan dua kali dari miliknya dan dua kepala lebih tinggi.
Anton membuka loker staf dan mengeluarkan dompetnya yang ketinggalan dari apron kokinya.
"Kupikir kau sudah pulang," katanya.