Kami mengabaikan mereka, karena masih banyak hal yang harus dikerjakan. Banyak kekeliruan sejarah yang harus diluruskan. Untuk setiap perbaikan besar, seribu konsekuensi yang tidak diinginkan membuat kami terus dan terus bekerja.
Kemudian, suatu titik kordinat entah, kami tidak dapat menemukan waktu untuk melompat kembali. Tidak ada lagi buhul di tali.
Segera setelah itu, atau jauh sebelumnya, kami menemukan bahwa kami juga tidak dapat melompat ke depan. Kami hanya bergerak ke arah yang biasa, dengan kecepatan yang biasa. Berjalan kaki tertatih.
Ketika ada yang salah, kami tidak bisa kembali untuk memperbaikinya, juga tidak bisa maju untuk menghindarinya.
Kemudian suatu hari, atau jam, atau tahun, atau detik, atau abad, kami berhenti bergerak.
Tidak ada tempat bagi kami untuk bergerak.
Dan sekarang, atau nanti, atau di sini, kita menetap.
Bandung, 24 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H