Lelaki dengan tampang kuyu itu menyerbu ke masuk ke markas polisi dan berbicara kepada salah satu polisi yang sedang bertugas: "Aku menyerahkan diri. Aku melakukan kejahatan terburuk yang mungkin dilakukan manusia. Aku tidak pantas untuk hidup lagi."
"Baiklah, apa yang telah Anda lakukan?"
"Aku melakukan perjalanan kembali ke masa lalu dan membunuh bapakku sebelum aku lahir."
Pria itu bahkan mulai menangis karena mengingat tindakan mengerikan yang telah dia lakukan.
"Saya rasa tidak mungkin melakukan apa yang baru saja Anda katakan," jawab polisi itu dengan tenang.
"Aku tahu apa yang kamu maksud. Dengan membunuh ayahku sebelum aku lahir, saya menyebabkan paradoks waktu. Bagaimanapun juga, secara logis, aku seharusnya tak ada, namun---"
"Bukan itu maksud saya. Yang ingin saya katakan adalah, tidak mungkin melakukan perjalanan waktu. Tidak ada yang namanya perjalanan waktu. Sekarang tolong, saya punya pekerjaan lain yang harus dilakukan."
"Kamu harus percaya padaku!" seru lelaki itu. Lalu sekejap mata kemudian, dia menghilang.
Polisi itu menatap tak percaya ke tempat di mana pria itu tadi berdiri, dan balik bertanya kepada rekan-rekannya:
"Kalian lihat? Apa itu?"
"Ketidaksabaran," jawab salah satu dari mereka, seorang polisi penggemar fiksi ilmiah. "Butuh beberapa saat agar paradoks waktu bekerja secara penuh."
Bandung, 14 Juni 2021Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H