Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Ragam Bahasa (3)

5 Juni 2021   20:17 Diperbarui: 5 Juni 2021   23:15 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Portugis menyerang Melaka | www.sabrizain.org/malaya

Menurut jenis pemakaiannya, ragam bahasa dapat dibagi menjadi:

  1. ragam bahasa dari sudut pandang bidang atau pokok persoalan
  2. ragam bahasa menurut sarana
  3. ragam dengan gangguan pencampuran

1. Ragam bahasa dari sudut pandang bidang atau pokok persoalan

Setiap penutur bahasa hidup dan bergerak dalam dalam sejumlah lingkungan yang adat istiadat maupun tata pergaulannya berbeda-beda.

Perbedaan itu terwujud pula dalam pemakaian bahasa. Jika ingin turut serta dalam satu bidang atau pokok persoalan dengan lingkungan yang dimaksud maka orang tersebut harus menguasai ragam bahasa yang sesuai.  Banyak ataus edikit ragam bahasa yang dikuasai tergantung pada pendidikan, pergaulan, pekerjaan, kegemaran, dan pengalaman.

Bidang yang dimaksud, misalnya: agama, ekonomi  bisnis, olah raga, politik, sains, seni sastra, teknologi, dan lain-lain. Peralihan ragam berkisar pada sejumlah kata khusus (jargon) yang digunakan di lingkungan tersebut. Akidah, akad, misa, altar, pedanda (agama); aktiva, anggaran, aset, bursa, pialang, saham, saldo (ekonomi bisnis), gelandang, sundulan, kartu merah (olah raga), kuorum, partai, suksesi (politik), hipotesa, fosil, ekosistem (sains), diksi, rima, kilas balik, alur (seni sastra), roket, kecerdasan buatan, paten, sel punca (teknologi), dan seterusnya.

Selain itu, ada variasi dalam tata bahasa. Perhatikan bangun kalimat dalam resep makanan, artikel ilmiah, surat putusan, wawancara, doa, iklan, dan novel atau puisi.

Dalam artikel ilmiah, umumnya penulis menggunakan kata kami atau penulis untuk menghindari kata saya atau aku. Bahkan, terkadang penunjukan pengarang dihindari sama sekali dengan mengintesifkan kalimat pasif berawalan di-.

Penggunaan kata dalam seni kata terutama susastra bahkan sangat ketat. Untaian kalimat berlarik-larik dan berima belum tentu dapat disebut sajak.

Pemakaian ragam menurut bidang atau pokok persoalan sering mensyaratkan ragam bahasa lain. Misalnya, kalimat yang berkaitan dengan  ekonomi atau manajemen mensyaratkan pemakaian ragama bahasa pendidikan formal.

BERSAMBUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun