Setelah menggosok permukaan tangan dengan hand sanitizer, aku menghabiskan hari dengan membongkar kardus, mengisi kehampaan ruangan kosong. Menata peralatan dapur, meja, kursi dan ranjang lipat.
Tidak punya uang, tidak juga pekerjaan. Kota baru, cerita lama. Selalu begitu.
Tidak jauh berbeda dari tempat-tempat lain yang pernah aku tinggali sebelumnya. Awal dari kehidupan baru.
Telah kucampakkan semua yang pernah menjadi bagian diriku: masa depan yang cemerlang dan kehidupan normal yang membosankan demi mengejar minatku pada sastra tulisan. Di sinilah aku akan mulai.
Saat mandi di bawah air pancuran air hangat dan rambutku lepek, baru kuingat kalau belum beli sampo.
Matahari jatuh ke balik gedung. Apakah sinarnya berupa spektrum hitam putih kelabu? Tak lama lagi, hujan akan turun dan butir air menabur pelangi senja di kaca jendela.Â
Malam ini aku berniat tidur lebih awal. Besok harus mencari kerja sampingan.
Sirene meraung di kejauhan, mungkin polisi yang mengejar residivis kambuhan atau ambulans melarikan pasien ke rumah sakit. Aku tak bisa membedakan di antara keduanya.
Bukan pertanda baik.
Bandung, 20 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H