(Tidak sebagaimana dongeng umumnya yang dibuka dengan 'Dahulu kala', legenda dari Afrika ini dimulai dengan 'Suatu hari'.)
Suatu hari, Kungu'ru, Sultan Burung Gagak, mengirim surat ke Mua'iwai, Kaisar Rajawali.
Isinya, Aku perintahkan kalian menjadi prajuritku.
Pesan itu dibalas Mua'iwai singkat saja: Jangan pernah berharap.
Kungu'ru, menggertak Mua'iwai, mengirim pesan kedua: Jika kalian menolak mematuhiku, kami akan menyerang.
Dijawab oleh Kaisar Rajawali: Siapa takut? Kapan dan di mana? Kalau kalian menang, kami akan jadi prajuritmu, tetapi jika kami yang menang, kalian menjadi budak kami.
Singkat cerita, pasukan mereka terlibat dalam pertempuran akbar yang sengit. Pasukan gagak dihajar sampai babak belur dan jelas tak lama lagi harus menyerah kalah secara memalukan dan memilukan.
Karena sudah pasti jika tidak segera melakukan sesuatu suku mereka akan tumpas, seekor gagak tua bernama Jiusi, mengusulkan agar mereka terbang meninggalkan kampung halaman.
Tanpa membuang waktu, seluruh burung gagak yang masih hidup meninggalkan sarang mereka dan terbang jauh, dan kemudian mendirikan ibukota baru di tengah rimba pedalaman. Jadi ketika para rajawali memasuki tempat itu, mereka tidak menemukan satu pun makhluk hidup yang bergerak di sana. Mua'iwai memutuskan untuk migrasi ke Kota Gagak dan mengganti namanya menjadi Kota Rajawali Baru.
Suatu hari (suatu hari yang kedua), burung gagak mengadakan rapat dewan. Kungu'ru berdiri di podium dan berpidato tanpa teks: "Rakyatku, lakukan seperti yang kuperintahkan padamu, dan yakinlah semuanya akan baik-baik saja. Cabut buluku sebagian dan lemparkan aku ke Kota Gagak Lama. Setelah itu, kalian kembali ke sini dan tunggu kabar dariku."
Tanpa banyak cincong, para gagak mematuhi perintah Sultan mereka yang memang sudah terkenal sebagai Sultan of Prank.