Usia Sam tujuh puluhan, sesuatu yang dikiranya takkan pernah terjadi pada dirinya. Dia semakin pelupa dan merasa khawatir karenanya. Masalah utamanya adalah untuk mengingat nama orang.
Hari ini, pemandangan dari jendela pada awal musim kemarau yang cerah mengingatkannya pada film dari masa mudanya.
Siapa nama aktris itu, ya?Â
Dia mencoba mengingat-ingat berdasarkan urutan abjad, teknik yang dipelajarinya sewaktu masih bekerja sebagai pegawai perpustakaan daerah. Masalahnya, film yang dimaksud mungkin ditontonnya lebih dari empat puluh tahun silam. Tidak heran dia tak ingat judul maupun pemerannya.
Dari jendela tampak daun meranti berayun-ayun di dahan, layaknya berkejaran tanpa arah. Terkadang angin membawanya naik ke tempat yang lebih tinggi bahkan jauh di atas pepohonan, tak membuat Sam lupa bahwa dia sedang berusaha keras menggali ingatannya tentang nama seorang bintang film tahun tujuh puluhan. Daun-daun melambai gugur diam-diam, berserakan di beranda ruang tamu, menghampar di permukaan tanah merah kecokelatan.
***
Sam tak ingat bagaimana dia bisa jatuh pingsan. Saat membuka matanya, wajah seorang petugas paramedis menatapnya. Mereka berada dalam ambulans yang meraung-raung melaju membelah kepadatan lalu lintas. Anak muda itu memegang tangannya.
"Syukurlah Bapak baik-baik saja. Bapak tadi terjatuh di atas karpet tebal. Apakah Bapak bisa memberi tahu saya nama Bapak?"
Sam menatap pemuda itu dan merasakan beban berat terangkat dari pundaknya.
"Widyawati!" teriaknya penuh kemenangan, mengalahkan suara sirene ambulans yang terus melaju bagai hembusan angin kencang membelah tumpukan daun kering yang berserakan.
Bandung, 17 Juni 2020