Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mimpi Basah tak Tumpah Saat Terlelap dalam Perjalanan Pulang Menuju Rumah: Kamu

9 Juni 2020   23:14 Diperbarui: 9 Juni 2020   23:15 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam mimpi basah termanisku, tato naga di putih mulus betismu seperti lintah mengisap darah nadi jantungku, sementara saudari kembarmu berdiri di bawah lengkung gapura jati menjilati gulali, sesekali menyesap bagai menyusui langsung dari puting sapi.

Awan di langit mirip kuda sembrani berarak dan kamu pergi seraya berteriak serak, "Ingatkah kalau besok  harus ke dokter gigi untuk memasang sebaris kawat duri pengganti pagar penghalang pasukan kuman dan bakteri?"

Kita pindah lokasi ke kebun buah beri di dasar lembah desa pemanggang roti menjelang pesta panen bulan Januari yang digadang sejak Juni, dan bocah-bocah sedang berlatih menari diiringi lagu berirama funky seraya melempar bola ke dalam guci.

Aku bilang, "Aku sudah bilang."

tentang sketsa tangan-tangan bermain hompimpah
remah-remah hidangan penutup kaya rempah
tentang kehidupan kita sebelumnya

anak gunung pengendara wahana antariksa dari lidi dan tikar pandan rusak yang dijilat lidah bunga api cetar cambuk kulit ekor pari.

Aku memberimu kata sandi ke hatiku --ragam anagram permutasi mantra rahasia iluminati- meski kamu bersikukuh teguh:

ini
hanyalah ilusi

maka, akhirnya
seperti awal bermula
semua jalan membawa kembali
ke rumah.

Bandung, 9 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun