Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putri dan Kodok Bangkong

18 Mei 2019   12:50 Diperbarui: 18 Mei 2019   13:01 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahulu kala, kala masih dahulu, hiduplah seekor kodok bangkong di tepi danau yang terdapat di tengah hutan hujan semi lindung yang setengah perawan. Hari demi hari dia akan mengisi malam dengan suara tiga setengah oktafnya menyanyikan iklan tentang pelestarian alam.

Pada suatu malam di musim kemarau, seorang putri bangsawan mengenakan gaun polos tanpa simbol desainer baik berupa huruf terbalik ataupun hewan melata memutuskan untuk berjalan-jalan di hutan kediaman kodok bangkong tersebut. Ketika dia sampai di tepi kolam yang sejuk dan sedikit berbau metana akibat pembusukan daun yang gugur, dia duduk untuk beristirahat sejenak dan menghela napas panjang.

Dengan santai sang kodok meluncur dari tengah daun teratai di tengah kolam, datang menghampiri sang putri, yang helaan napasnya berubah menjadi erangan paling keras mengalahkan suara penghuni hutan lainnya.

Tidak tahan untuk berpura-pura tidak terganggu, kodok itu berseru:

"Mengapa kamu mengerang, putri?"

"Aku tidak mengerang. Aku hanya mendesah karena sedih, kecewa, sengsara dalam duka lara. "

"Baiklah. Apa yang membuatmu begitu sedih, kecewa, sengsara dalam duka lara sampai napasmu mendesah, putri? "

"Hidup," jawabnya.

"Kehidupan?"

"Betul. Kehidupan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun