"Kekerasan Dalam Rumah Tangga? Bagus itu! Kalau tidak keras, bagaimana orang perempuan bisa puas dalam berumah tangga?" -- Sudin.
Dalam rangkaian PANGGONG ACEH di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Teater Kosong dari Banda Aceh mementaskan lakon drama komedi Ampon Yan yang berjudul "Tergoda  Dara Muda', Sabtu malam, 9 September 2017 lalu ditonton oleh pengunjung setengah kapasitas kursi Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki. Â
Kalimat nyeleneh di atas yang meluncur dari mulut Sudin (Sarbunis MR) membuat gelak tawa penonton membahana. Masih banyak sentilan-sentilan segar dalam bahasa slang Banda Aceh yang menghibur penonton, terutama penulis. Untuk yang belum paham, Banda Aceh punya slang unik yang tak ada di wilayah Aceh lainnya, seperti kata kee (kamu) yang tidak dikenal di tempat lain. Penulis berteori, kata tersebut berasal dari kowe (Jawa) yang sering diucapkan oleh serdadu marsose Belanda dan ditirukan oleh penduduk Koetaradja (nama Banda Aceh tempo doeloe) sebagai sindiran. Â
Walhasil Sudin dimarahi Ampon Yan (Teuku Januarsyah), ayah angkatnya karena ke-pantengong-annya tersebut. Pantengon artinya kurang cerdas, kira-kira demikian maksudnya.
![Sudin dan Ampon Yan (dok. pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/09/12/img20170909203803-59b7686bab12ae0ab07565f2.jpg?t=o&v=770)
Akting tandem Teuku Januarsyah pemeran utama merangkap sutradara yang juga pimpinan Teater Kosong dan Sarbunis MT yang terkenal sebagai sosok Sudin yang konyol, mengangkat tema kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan Toke Sufi (Rustam Efendi) seorang juragan pinang terhadap istrinya, Ramlah (Popi Gade). Toke Sufi melakukan itu karena berniat kawin lagi dengan si Cantik Sitompul (Wiwik) atas bujukan anak buahnya, Sabar (Arifin Efendi). Dibagi dalam tiga babak: pembukaan, pergantian antar babak dan penutup ditandai oleh dua 'tukang cerita' yang diperankan Syeh Sofyan Lho'ong dan Hus. Kedua pencerita ini membawakan dengan gaya hikayat lantunan nyanyian diiringi musik.
![Sudin dan Ampon Yan menemui Ramlah, istri korban KDRT (dok.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/09/12/img20170909205812-59b76a68a1a50a43e9501a32.jpg?t=o&v=770)
Hanya saja, kesan pesan sponsor tak berhasil dihilangkan saat Ampon Yan menyebut-nyebut secara lengkap hukum pidana terkait KDRT, meski hal ini tak mengurangi antusias penonton. Bagaimana akhir kisah komedi ini? Mudah-mudahan saja panitia mendokumentasikan pertunjukan yang berlangsung dua malam (9 - 10 September) tersebut dalam bentuk video agar dapat dinikmati khalayak ramai.
Sebagai penyelenggara rangkaian acara yang didukung DISBUDPAR Aceh adalah Agus Nur Akmal yang lebih dikenal sebagai Agus PMTOH, seorang alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Sangat disayangkan, acara ini kurang diminati pengunjung karena kurangnya promosi. Penulis mengetahuinya secara kebetulan dari laman FB seorang sahabat.
![Penulis bersama Agus PMTOH, penyelenggara Panggung Aceh (dok. pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/09/12/img20170909215417-59b76afa2ba8d1094a07fb43.jpg?t=o&v=770)