Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berbagi Manisnya Kopi (Darat) Kompasianival 2016

11 Oktober 2016   01:34 Diperbarui: 11 Oktober 2016   02:02 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai penghuni dusun global yang selamat meniti tiga gelombang peradaban di era postmo, keanggotaan dalam komunitas sebagai tanda ‘kesukuan’ yang membawa saya mendatangi SMESCOEH (Small and Medium Enterprises and Cooperatives Exhibition Hall) di Pancoran pada hari Minggu, 8 November kemarin.

Sejujurnya, para pembicara yang mengusung berbagai tema tentang BERBAGI tidak menarik buat saya, karena tidak satupun berasal dari dunia sastra atau fiksi yang menjadi passion saya. Dibandingkan dengan Kompasianival tahun lalu yang menghadirkan Djenar Maesa Ayu, kali ini saya tidak punya gairah ‘berseminar’, meski sangatlah mungkin saya mendapat inspirasi lain jika mau meluangkan waktu menjerat ide-ide dari narasumber yang sudah kondang di bidangnya masing-masing itu. Namun, berdasarkan pengalaman di Kompasianival tahun kemarin, waktu sehari tidaklah cukup untuk saling mengenal sesama anggota suku kompasianer yang hadir dan bertegur sapa.

Sangat jarang seorang kompasianer bergabung hanya dalam satu komunitas. Saya sendiri selain tercatat sebagai Rumpies, juga mendaftar sebagai warga Planet Kenthir, KPK (Kompasianer Penggila Kuliner) dan KBandung (Kompasianer Bandung). Dan meski belum resmi, saya berharap dicatat juga dalam daftar anggota Kutubuku.

Keanggotaan dalam puak-puak komunitas akan terasa berbeda rasa dan nuansanya setelah kita bertatap muka dan saling canda. Itulah makna kopi darat yang umum dilakukan komunitas.

Dalam perhelatan akbar Kompasianer ini, saya bertemu dengan sesama ‘admiral’ komunitas Indo Star Trek, Berty Sinaulan. Hal ini membuktikan ‘ramalan’ Alvin Toffler, bahwa manusia gelombang ketiga berinteraksi tidak hanya satu, tapi lintas multikomunitas.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Anehnya, meski sudah setahun lebih naik pangkat menjadi admiral, sebagian besar trekkies Indonesia masih menyebut saya captain, termasuk Berty.  Artinya, tampang saya awet muda. Hahahaha.

***

Berjumpa lagi dengan wajah-wajah yang sudah akrab di ingatan karena pertemuan tahun kemarin, seperti: om Tjiptadinata Effendi dan tante Roselina, mas Axtea, mbak Desol, kong Agil, mas Taufik Uieks, Putri Apriani, Imas Siti Liawati, Syifa Ann dan lain-lain sungguh menjadi pengobat rindu.

Begitu juga bertemu langsung dengan mereka-mereka yang saya kenal sebelumnya lewat tulisan seperti kang Nasir, dokter Posma Siahaan, mas Susy Haryawan, Petrus Kanisius, mbak Lilik, John Wagiman, Agung Prasetyo, Luana, Oma Eni, mas Agita, dan lain-lain sungguh inilah karunia bagi saya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Belum lagi 4 orang Rumpies : Berbie, Penyair Majenun, Demit, Bunda Nur yang akhirnya dapat bertemu, dan salah satu dari kami menyabet Kompasianer Best in Fiction yang sangat layak disabetnya. Lengkap sudah kesempurnaan hari Minggu itu.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Mohon maaf jika ada nama-nama yang terlewat. Bukannya lupa, tapi tak ingat.

***

Seperti niat semula menjadi burung kakak tua menclok di meja, detik-detik bergulir menjadi hitungan jam lebih banyak berpindah dari pojok ke sudut cafe corner di pelataran Smesco.

Sementara meja pajang Kutubuku dijaga mbak Arum dan mbak Tamita; di luar Mas TS, uda Isson, uda Iskandar, kang Nasir, prof Pebrianov, bang Bo, dan lain-lain memokokkan bahasan yang bergulir bagai bola liar di depan gawang hendak ke mana terserah sang penendang.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Politik jadi juadah hangat di derasnya hujan. Akun mati yang hidup kembali  bagai zombie cyberspace adalah topik yang terbarui. Premis, hipotesa, analisa, olah kata mengalir lancar karena dilontarkan para pakar. Saya hanya jadi suara latar dari vokal grup Masnait: cucucuap... cucucuap...

Sambil bertanya-tanya mengapa ada yang tak datang padahal dinanti-nanti: Mas Bamset dari Benartujuh, broer Johanis Malingkas pakar kompasianer dari North Celebes atau Livia Halim ponakanku yang gothic.

Menyimak kisah kompasiana tempo doeloe dari kang Erwin alias Chech Gentong.

Saling lempar talenan yang menjadi tradisi Rumpies.

Mempraktikkan modus yang sudah dibuat petunjuk pelaksanaannya oleh sendiri.

Menjadi penikmat kopi tanpa kopi.

***

Sebagai penulis yang kadang-kadang menulis tentang nonfiksi, kebiasaan lama sewaktu menjadi manusia pengolah baris kode dan data tak terlupa. Mempertimbangkan probabilitas dan logika. Positif dan negatif. Kelebihan dan kekurangan. SWOT.

Namun mencela acara Kompasianival tahun ini, apalagi membanding-bandingkannya dengan tahun-tahun lampau tak adil untuk panitia yang sudah bekerja keras. Saya sungguh menikmati sepenuhnya acara Kompasianival tahun ini dengan cara saya sendiri, meminjam istilah mas Ninoy: bahagia ala saya.

Dan sebagai bukti, ini beberapa admin K yang terjepret kamera.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
PENUTUP

Jika dari tulisan ngasal ini ada yang dapat dipetik untuk perbaikan ke depan, itu bukan saya sengaja. Semoga tahun depan saya masih bisa hadir dan membuat tulisan yang jauh lebih ngasal dari ini.

Semoga.

Kebun Jeruk, 11 Oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

4 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun