Saya tidak tahu ‘setan’ apa yang merasuki, tiba-tiba keputusan itu muncul begitu saja: mengubah potongan rambut seperti Mr. Speed.
Anda tahu Mr. Speed? Itu sebutan saya untuk peran Bang Keanu Reeves sebagai detektif di Speed, film box office Hollywood, di penghujung 1990-an. Gaya rambut Mr. Speed ini sempat jadi tren kaum Adam seiring meledaknya film Mas Keanu itu.
Ngomong2 gimana sih bentuk potongan Mr. Speed ini? Sedikit gambaran saja, kira-kira modelnya super pendek dan rata di semua bagian, tetapi tidak sampai botak. Tapi, kalau penjelasan ini masih membingungkan silahkan cari foto Keanu Reeves di Mr Google dengan mengetik kata kunci: Keanu dan Speed.
Cukup soal Mr Speed. Kembali ke keputusan untuk mengubah style rambut, ternyata membawa konsekuensi yang setidaknya harus saya tanggung selama sebulan.
Flash Back:
Jam menunjukkan pukul 14.00 WIB. Sesaat setelah Sholat Jumat.
Pulang dari Masjid, rencana awalnya, saya mau mengisi menu makan siang dengan mencicipi Mie Aceh, di dekat Polsek Setia Budi, Jakarta Selatan. Tapi tiba-tiba melintas begitu saja untuk mengganti potongan rambut. Padahal belum ada sebulan saya memotong ‘mahkota’ ini.
Saya memang biasanya bercukur merapikan rambut sebulan sekali. Jangan tanya tentang modelnya. Biasanya, begitu tiba di tukang cukur, saya cukup mengeluarkan dua kata: tolong dirapikan. Setelah itu, duduk diam… Simsalabim… setengah jam kemudian semuanya selesai.
Singkat cerita, iman saya rupanya tidak setegar yang saya kira. Niatan awal ke Mie Aceh, yang terjadi saya malah sudah masuk ke salah satu Barber Shop di Setia Budi.
Oh ya, mungkin ada baiknya saya menerangkan sedikit terminologi tukang cukur dalam khazanah saya. Pertama, salon. Ini biasanya saya pakai untuk menyebut tukang cukur yang lebih banyak melayani kaum hawa.