Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Songsong Belajar Tatap Langsung Januari 2021, Nadiem Tolong Simak Masukan dari Orangtua Murid

22 November 2020   18:46 Diperbarui: 22 November 2020   22:45 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keputusan Nadiem Makarim selaku Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) RI jadi angin segar bagi semua pihak. 

Ada kerinduan yang terpendam bagi guru, anak murid dan juga orangtua murid. Betapa tidak masa PJJ (Pelajaran Jarak Jauh) via online antara guru dan murid telah berlangsung hampir setahun lamanya dimulai semenjak masa-masa awal pandemi Corona hingga masa tahun ajaran baru 2020 berlangsung.

Jika menilik perjalanannya selama masa PJJ tentu banyak cerita suka duka yang menghiasi. Sungguh ini akan jadi hal yang unik diceritakan kepada generasi mendatang. 

Situasi yang masih tak menentu terkait kondisi pandemi covid 19 jadi pemikiran dan beban tersendiri diantara proses belajar mengajar via PJJ saat ini. 

Saya dan mungkin sebagian para orang tua murid juga mengalami proses PJJ selama ini menimbulkan dampak psikologis yang kuat. Sungguh pekerjaan seorang guru sangat tak tertandingi. Tak hanya kepiawaian membawakan atau menyampaikan materi pelajaran namun dibutuhkan ekstra kesabaran yang sangat teramat. 

Peristiwa demi peristiwa dilalui setiap hari bahkan hari-hari seperti menjadi momok mau tidak mau harus dihadapi para orang tua. 

Orang tua dan murid bangun pagi bersiap-siap mengikuti arahan para guru yang menyampaikan materi pelajaran serta tugas untuk dituntaskan bagi yang masih di sekolah dasar. Tak menutup kemungkinan juga yang SMP dan SMU/SMK juga bisa sama. 

Hal yang sangat membuat miris jika tingkat pendidikan para orangtua murid yang dibawah tingkat kelas anaknya. Contoh orang tua murid hanya lulusan SD atau SMP diminta bantu menyelesaikan soal anaknya yang sedang masuk tahap SMU/SMK. Hanya bisa meratapi sebab tak hanya masalah pendampingan dan membantu menjawab soal. Ada masalah lain yang memang menanti darurat yaitu mencari uang terlebih tingkat pendidikan orang tua yang tak menjangkau persoalan PJJ. 

Tingkat sekolah dasar jadi tantangan baru yang teramat besar bagi para orang tua yang memang tak memiliki bekal pendampingan dan pengajaran dalam hal memberi pemahaman dan penyelesaian tugas sekolah

Beban itu tak hanya dipanggul oleh orang tua dan anak murid namun beban utama ada di guru pengajar tentunya. 

Bagaimana tidak? Jika kami sebagai orang tua tentu hanya berpikir menuntaskan tanggung jawab satu anak dengan tugas yang mesti dituntaskan tetapi tidak dengan bapak atau ibu guru.

Bapak dan ibu guru bertanggung jawab terhadap seluruh murid binaannya. Komunikasi intensif dibangun ke seluruh murid dan menagih respon satu persatu murid dan penuntasan tugas yang sudah diberikan sebagai pertanggungjawaban tugas sebagai seorang guru. Saya dan mungkin orangtua murid juga merasakan hal yang sama atas beban yang dirasakan para guru. 

Bayangkan hal itu dilakukan setiap hari. Saya rasa tugas satu orang guru sudah mengalahkan tugas seorang Menteri seperti Nadiem. 

Bagi saya Nadiem jelas seorang Menteri yang bertugas menjalankan kebijakan atau menciptakan kebijakan dengan evaluasi dan monitoringnya dibantu para pejabat berkelas dari mulai Eselon satu, dua dan seterusnya dengan memiliki penimbang Staf khusus. 

Seorang guru jelas berbeda dengan seorang Menteri dalam hal ini Mendikbud RI. Setiap hari pusing tujuh keliling menghadapi pagi dengan persiapan prima menyiapkan materi yang sudah ditetapkan. 

Skala nilai jadi penentu para guru entah kualitas maupun kuantitatif para murid. Hasil penilaian diakumulasikan untuk jadi laporan sebagai bagian hasil kerjanya. 

Nah, itu baru sekelumit perihal proses yang terjadi dalam pembelajaran jarak jauh dalam skala normatif. Lantas bagaimana bagi orangtua dan murid yang mengalami kendala teknis? 

Teknis seperti apa? Jelas ekonomi masyarakat Indonesia sangat bervariasi. Ada yang mampu dan tak mampu secara ekonomi. Utamanya dalam kondisi pandemi saat ini. Jelas ada pengaruh di sektor ekonomi dan mempengaruhi finansial para orangtua murid. 

Terkadang miris juga jika melihat rekan orangtua murid yang memang payah dan terdampak pandemi dan memang masuk resesi ekonomi. 'Boro-boro kuota handphone saja tak punya"begitu kata rekan orang tua murid yang memang saya tahu langsung. 

Hanya mengelus dada dan muncullah kearifan lokal untuk bisa tanggung rasa berinisiatif membantu karena anak murid dari orangtua tersebut tercatat tak pernah hadir untuk absen mengikuti pelajaran atau mengirim tugas. Baik pulsa kuota maupun handphone mesti dicari solusinya. 

Kini Nadiem beri jawaban bahwa 2021 bisa belajar kembali ke sekolah alias tatap langsung. Bisa jadi ini solusi dan bisa mengentaskan problematika yang muncul selama PJJ. 

Nadiem semestinya memiliki kesungguhan persiapan atas pemberlakuan belajar tatap langsung di Januari 2021. Berikut poin yang ingin disampaikan ke Nadiem selaku Mendikbud RI guna perbaikan dan akselerasi yang lebih baik lagi khususnya di dunia pendidikan ;

1. Nadiem mesti bisa memberi jaminan kenyamanan dan ketetapan protokol kesehatan bagi murid dan guru dalam proses belajar mengajar. 

2. Simulasi belajar tatap langsung Januari 2021 jadi langkah awal penerapan guna menjaring efek samping tatap langsung

3. Bentuk Satgas Covid 19 setiap sekolah yang terekam, tercatat setiap hari dalam proses pendidikan dan pembelajaran. 

4. Jaminan penanganan secara utuh bagi seluruh murid atau siswa serta guru yang ikut dalam proses tatap langsung jika terjangkit atau terpapar virus covid 19.

5. Nadiem sebagai Mendikbud menjadi penanggung jawab secara komprehensif jika terjadi cluster yang terjadi di lingkungan sekolah yang sudah ditetapkan untuk bisa belajar mengajar tatap langsung. 

Butir atau poin tersebut di atas adalah bagian kekhawatiran dan kepedulian yang mungkin bisa mewakili para orang tua murid/siswa. Semoga semua bisa berjalan baik dan Januari 2021 jadi awal kebaikan dan tonggak bagi dunia pendidikan Indonesia di masa pandemi. Maju selalu pak Nadiem dan sukses dengan segala kebijakannya dalam menciptakan generasi bangsa yang terdidik dan sehat secara jasmani dan rohani. 

(Isk) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun