Bagaimana tidak? Jika kami sebagai orang tua tentu hanya berpikir menuntaskan tanggung jawab satu anak dengan tugas yang mesti dituntaskan tetapi tidak dengan bapak atau ibu guru.
Bapak dan ibu guru bertanggung jawab terhadap seluruh murid binaannya. Komunikasi intensif dibangun ke seluruh murid dan menagih respon satu persatu murid dan penuntasan tugas yang sudah diberikan sebagai pertanggungjawaban tugas sebagai seorang guru. Saya dan mungkin orangtua murid juga merasakan hal yang sama atas beban yang dirasakan para guru.Â
Bayangkan hal itu dilakukan setiap hari. Saya rasa tugas satu orang guru sudah mengalahkan tugas seorang Menteri seperti Nadiem.Â
Bagi saya Nadiem jelas seorang Menteri yang bertugas menjalankan kebijakan atau menciptakan kebijakan dengan evaluasi dan monitoringnya dibantu para pejabat berkelas dari mulai Eselon satu, dua dan seterusnya dengan memiliki penimbang Staf khusus.Â
Seorang guru jelas berbeda dengan seorang Menteri dalam hal ini Mendikbud RI. Setiap hari pusing tujuh keliling menghadapi pagi dengan persiapan prima menyiapkan materi yang sudah ditetapkan.Â
Skala nilai jadi penentu para guru entah kualitas maupun kuantitatif para murid. Hasil penilaian diakumulasikan untuk jadi laporan sebagai bagian hasil kerjanya.Â
Nah, itu baru sekelumit perihal proses yang terjadi dalam pembelajaran jarak jauh dalam skala normatif. Lantas bagaimana bagi orangtua dan murid yang mengalami kendala teknis?Â
Teknis seperti apa? Jelas ekonomi masyarakat Indonesia sangat bervariasi. Ada yang mampu dan tak mampu secara ekonomi. Utamanya dalam kondisi pandemi saat ini. Jelas ada pengaruh di sektor ekonomi dan mempengaruhi finansial para orangtua murid.Â
Terkadang miris juga jika melihat rekan orangtua murid yang memang payah dan terdampak pandemi dan memang masuk resesi ekonomi. 'Boro-boro kuota handphone saja tak punya"begitu kata rekan orang tua murid yang memang saya tahu langsung.Â
Hanya mengelus dada dan muncullah kearifan lokal untuk bisa tanggung rasa berinisiatif membantu karena anak murid dari orangtua tersebut tercatat tak pernah hadir untuk absen mengikuti pelajaran atau mengirim tugas. Baik pulsa kuota maupun handphone mesti dicari solusinya.Â
Kini Nadiem beri jawaban bahwa 2021 bisa belajar kembali ke sekolah alias tatap langsung. Bisa jadi ini solusi dan bisa mengentaskan problematika yang muncul selama PJJ.Â