Biasa, namanya juga berpasangan alias suami istri. Pada dasarnya sebelum berumah tangga ada peluang banyak mencocokkan ketidak samaan atau menyamakan yang sudah sama. Setelah berumah tangga harus lebih matang lagi pengenalan plus minus pasangannya.Â
Terkadang kita malah sering juga melihat tanpa sengaja tetangga atau saudara bahkan kita sendiri juga bagian yang pernah ribut atau kesal hingga amarah dan teriakan terlontar. Tapi besoknya akur lagi dan berjalan seperti biasanya.Â
Kesabaran dan kelapangan hati jadi sandaran yang penting. Pasangan adalah amanah atau kepercayaan yang diberikan ke kita untuk dijaga.Â
Wajar juga jika dalam perjalanannya terpeleset dan tergelincir dan pasangan membantu mengangkat sambil senyum atau marah. Sebab banyak kategori tergelincir dalam berpasangan.Â
Tergelincir dalam sikap dan perilaku ini memang fatal namun jika bisa diperbaiki tentunya membutuhkan dukungan pasangan dalam hal keberterimaan segala kelebihan dan kekurangannya. Hingga pada akhirnya bisa keluar dari konflik besar yang mengancam pada perpisahan.Â
Tergelincir dalam ekonomi  tentunya hal alami dan masih dalam batas wajar selama ada upaya untuk bangkit dan maju lagi. Hal ini ditentukan juga oleh seberapa besar dukungan pengertian, keberterimaan pasangan agar segera bisa keluar dalam permasalahan tersebut.Â
Semua harus diselesaikan mau tidak mau tanpa menunggu waktu. Jangan biarkan kesedihan, rasa gundah, sebal bahkan benci bersemayam di hati.Â
Banyak ruang hati dan waktu menanti untuk dimanfaatkan memperkuat jalinan rasa antar pasangan. Pilih jalan damai dengan menyelesaikan semuanya di ranjang.Â
Di kala amarah dan segala rasa bercampur aduk menjadi cair saat ranjang jadi saksi peraduan lahir dan batin menyatu menuju satu rasa.Â
Tak ada kata bahkan dialog terjadi namun tahukah kita bahwa ada jutaan kata bersliweran dalam benak kita ketika hubungan ranjang berlangsung. Masing-masing di antara pasangan bergumam dan berdiskusi dalam hati namun dalam satu rasa menuju puncak tujuan bersama.Â
Segala rasa tertumpah walau tak bicara karena ada pandangan mata yang menghantarkan kata. Mata yang marah, mata yang minta maaf, mata yang berseloroh menjelaskan setiap masalah dan segala jenis mata lainnya nampak saat hubungan ranjang suami dan istri.Â