Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Aku Tak Kuasa Menyakiti Kucing

3 Maret 2020   17:02 Diperbarui: 3 Maret 2020   17:15 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kucing dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan pemukiman saya sangat lekat dan akrab terlihat bersliweran lalu lalang berbaur dengan warga. Tak ada yang spesial karena ini merupakan pemandangan sehari-hari. Tapi menjadi unik ketika kucing dibicarakan bersama-sama ketika warga kumpul kecil dan terjadilah diskusi kecil.

Burik, sebut saja namanya salah satu kucing yang jadi perbincangan karena agak beda diantara kucing lainnya. Burik agak agresif kepada saya ataupun warga lainnya tapi tak mengganggu secara signifikan atau melukai hanya beda saja tingkah dan sikapnya.

Burik memiliki induk namanya Si Kuning karena warnanya total kuning. Kuning adalah induk dari Burik dan sebagian besar kucing lainnya yang ada saat ini. Terasa sekali ikatan psikologis warga terhadap kucing-kucing tersebut. 

Anakan hasil dari Kuning bahkan bisa diketahui mengenai induk jantan sebagai ayah sang anak dari warna bulu dan bentuk badan. Begitulah terkaan yang muncul dalam setiap diskusi. Burik sendiri bermain agak jauh dan kadang keluar dari wilayah komunitas. Burik terkesan lebih berani melawan induknya (Si Kuning).

Si kuning memiliki lagi anak namun yang lebih dikenal namanya kuning juga namun diberi tambahan kuning anak namanya. Saya dan warga sangat menyayangi para kucing yang kadang lucu melihat sikap lakunya ketika mengelus-eluskan kepalanya ke kaki saya maupun warga lainnya.

Makanan untuk para kucing terkadang tersedia wiskas curah maupun ikan cue' yang nantinya dicampur dengan nasi agar bisa dimakan oleh para kucing secara bersama-sama.

Tak terpikir bagaimana bisa ada orang menyiksa, membunuh bahkan mengkonsumsi kucing yang bagi saya memiliki wajah lugu dan menunjukkan rasa pertemanan. Memang kadang kala ada saja sikap laku yang kurang berkenan dari kucing seperti menerjang makanan atau mencoba membuka penutup makanan di meja makan. Saya berfikir apa yang dilakukan kucing ya memang dia harus makan dan dalam kondisi saat ini bukan di hutan raya mau makan dimana lagi selain berbagi dari kita semua.

Saya rasa dengan tak menyakiti kucing sudah menjadi bagian kasih sayang terhadap binatang apalagi memberi makan dan terlebih dari itu berteman. Kucing juga memiliki insting baik untuk bisa bermain dan berteman dengan siapa saja namun dia tak tahu kalau dia akan disakiti. Kucing adalah tetaplah kucing jika ada makanan tanpa ada rasa bersalah dia mencoba makan sekalipun di meja makan kita . Nah kini Si Kuning sudah melahirkan beberapa generasi jantan dan betina dan tetap berkumpul bersama dalam bermain. (Isk)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun