Ketika ada suatu yang dirasakan seorang pekerja dalam suatu perusahaan terlintas di benak entah harus bagaimana dan wilayah siapa hal itu diadukan. HRD (Human Resources Development) identik dengan penanganan terkait pekerja secara administratif. Sebagai bagian pekerja yang ingin memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan untuk sebuah pencapaian terbaik hingga berujung apresiasi. Namun Proses itu terkesan seperti harus menonjol dan menyodorkan diri kepada perusahaan bahwa kita sudah terbaik dalam proses bekerja.
Layaknya sebuah organisasi maka perusahaan adalah bagian utama yang terdiri dari berbagai elemen yang menunjang untuk bisa terus bergerak dan membesar serta memberikan benefit kepada seluruh pendukung elemennya. Corporate Culture menjadi elemen penting dari suatu mesin perusahaan yang sudah dan sedang bergerak memantau dan mendekati pekerja sebagai mitra atau sahabat yang baik.
Bisa saja disebut kelompok petugas yang me-"mantainance" spirit, nilai-nilai yang kualitatif dan menyentuh hati para pekerja. Hal ini tentunya bisa berjalan sehat jika diiringi transparansi perusahaan sehingga pekerja bisa berkontribusi sesuai apa yang diinginkan ataupun diarahkan perusahaan.Â
Jika terjadi sumbatan permasalahan "Corporate Culture" secara tim hadir menjembatani dan menerjemahkan masalah menjadi solusi yang bisa dipahami kedua belah pihak yaitu pekerja ataupun perusahaan. Kondisi ini bisa difasilitasi dengan memberikan wadah seperti forum diskusi disela waktu luang kerja atau sedikit menyisihkan waktu kerja. Semua keluhan maupun masukan positif akan menjadi asset informasi yang bisa diteruskan kepada perusahaan untuk dipecahkan atau diserap.
Value dan mission suatu perusahaan memerlukan kawalan dan harus tetap terjaga hingga selaras. Disini kita akan menelisik Corporate Culture dari sisi pekerja. Sistem yang sudah tertata untuk dijalankan keseharian adalah ibarat mesin yang kaku tanpa ada diskusi dua arah. Maka dari itu wadah perlu dihadirkan sebagai bagian ungkapan, mendengar, menyerap atau harapan.
Sebagai pekerja tentunya ada suara hati yang bisa dirasa didalam hati ketika menilai perusahaan. Semua ingin bekerja disuatu perusahaan yang bereputasi baik. Reputasi dan cerita yang tersebar luas akan menjadi daya tarik seseorang untuk bergabung ke perusahaan. Setelah masuk ke perusahaan dan mendapat perlakuan yang nyaman dengan budaya positifnya akan ber-imbal balik sebuah prestasi kerja tentunya. Misi perusahaan akan terdorong baik disebabkan kolaborasi, komunikasi, interaksi sosial para pekerja yang terbangun dari Corporate Culture.
Corporate Culture yang terbangun dengan baik menghasilkan performa pekerja terbaik dikarenakan motivasi tiada henti berbanding lurus dengan dedikasi pekerja terhadap perusahaan. Usaha tiada henti memompa spirit pekerja oleh Corporate Culture meningkatkan moralitas pekerja dengan riang gembira. Loyalitas, kolaborasi, interaksi sosial dan tentunya apresiasi yang tepat beriring dengan  pembangunan budaya disertai penerapan sistem kerja yang mampu memastikan setiap individu menjalankan nilai-nilai dan misi perusahaan. (Isk)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H