Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aksi Rakyat, "Blunder" Iran Salah Tembak Pesawat Komersial Ukraina

15 Januari 2020   16:22 Diperbarui: 15 Januari 2020   16:26 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: alaraby.co.uk

Iran lakukan serangan balasan untuk  Amerika dengan Sengit. Hal ini terkait dengan tewasnya Jenderal Qasem Soleimani. Serangan balasan dilakukan tiga hari setelah masa berkabung  . Puluhan rudal diarahkan ke pangkalan Amerika di Irak dan bahkan Iran melansir menewaskan 80 pasukan Amerika."Sedikitnya 80 personel militer Amerika tewas dalam serangan ini," demikian dilaporkan televisi nasional Iran, seperti dilansir AFP, Rabu (8/1/2020). Trump hanya menjawab dengan ringan "Tidak ada warga AS terluka dalam serangan rudal Iran," ujar Trump di Gedung Putih sebagaimana dilansir AFP, Kamis (9/1/2020).


Disaat Iran sengit memberikan serangan balasan ada pesawat penerbangan sipil Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan PS752 membawa ratusan penumpang jatuh dan meledak. Jatuhnya pesawat nahas tersebut sempat disangkal oleh Sebelumnya kepala penerbangan sipil Iran Ali Abedzadeh. "Satu hal yang pasti, pesawat ini tidak terkena rudal," kata Abedzadeh pada Jumat (10/1) kemarin.
Perdana Menteri Justin Trudeau sudah menduga dari awal bahwa pesawat komersial Ukraina tersebut ditembak Iran karena disaat yang sama serangan rudal Iran. Insiden pesawat jatuh menelan 176 jiwa dengan rincian 82 berkebangsaan Iran, 63 warga Kanada, 11 asal Ukraina, 10 orang Swedia, empat warga Afghanistan, tiga orang Inggris, dan tiga asal Jerman. Korban tewas termuda lahir pada 2016, sedangkan paling tua lahir pada 1950.


Iran lakukan langkah yang dikira bisa amankan penanganan "musibah" jatuhnya pesawat sipil Ukraina. Garda Revolusi Iran telah menahan seseorang yang pekan lalu mem-posting video yang menunjukkan rudal menghantam pesawat. Tetapi seorang jurnalis Iran yang berbasis di London yang awalnya mem-posting rekaman itu bersikeras bahwa sumbernya aman, dan bahwa pemerintah Iran telah menangkap orang yang salah.
Lepas dari penyebaran video hantaman rudal iran ke pesawat Ukraina kini  bergeser ke tarik menarik tentang siapa saja yang layak ikut dalam investigasi  kotak hitam alias black box yang ada di pesawat milik Ukraine International Airlines. Iran tolak serahkan black box pesawat Ukraine International Airlines seri Boeing 737  ke pihak Amerika meskipun pabrikan Boeing asal dari Amerika. "Kami tidak akan memberikan kotak hitam kepada pabrikan dan AS," kata Kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran (CAO) Ali Abedzadeh
"Kami (Zelensky dan Rouhani) sepakat bahwa ia (Rouhani) akan memerintahkan penyelesaian sesegera mungkin dan dibantu oleh para ahli Ukraina mengenai identifikasi mayat-mayat dan mempersiapkan mereka untuk kembali ke Ukraina. Ini harus segera dilakukan," ujar Zelensky seperti dilansir dari Associated Press pada Minggu (12/1).


Kini situasi berbelok jauh dari tak hanya ancaman perang besar Iran dengan USA  namun Iran jelas kembali hadapi tuntutan rakyatnya yang marah atas jatuhnya pesawat Ukraina yang juga berisi 82 warga Iran sendiri. Jelas memang tak ada niat kesengajaan dari Iran karena situasi bersamaan dengan rangkaian serangan balasan untuk Amerika dan logikanya tak mungkin ingin menewaskan warganya sendiri dalam pesawat. Di sisi lain seruan demo besar untuk memakzulkan pemerintah termasuk pemimpin spiritual tertinggi Iran Ayatollah Khamenei sedang berlangsung.


Iran sejatinya harus bisa kembali menenangkan rakyatnya dikala krisis dengan Amerika dan juga investigasi jatuhnya pesawat penerbangan sipil Ukraine International Airlines. Sebelum terjadinya pembunuhan Jenderal Qasem Iran sendiri menghadapi demo besar rakyatnya terkait naiknya BBM. Kini demonstran kembali turun ke jalan. Trump tak hentikan propagandanya dengan mengatakan mendukung demonstran melalui cuitan di akun twitternya. Hingga saat ini aksi masih berlangsung menentang pemerintahan ditengah konflik sengit Iran VS USA . Polisi Iran membantah menembaki pengunjuk rasa dan mengatakan petugas mereka sudah diminta untuk menahan diri. Peradilan Iran mengatakan sudah menangkap 30 orang pengunjuk rasa dan tidak menoleransi 'unjuk rasa legal' seperti dikutip dari Reuters. (Isk)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun