*****
Apa yang saya tulis di atas, adalah dasar saya mengawali tulisan ini dengan “Sungguh mati sayatidak kaget ketika banyak elit politik negeri ini memanfaatkan prestasi Timnas dalam AFF 2010. Tentu saja bukan berarti saya mengamini, menggaris bawahi, dan menyetujui kecenderungan perilaku politik para elit pada ajang AFF kali ini.
Saat ada tanda-tanda prestasi naik, meskipun baru di tingkat Asia Tenggara, para elit politik ramai-ramai menunjukan perhatian terhadap sepak bola.Melihat harapan yang besar dari masyarakatPastilah elit politik kita menyadari harus ‘ikut bermain’dan memanfaatkan gairah masyarakat yang menghendaki timnas mengunduh kemenangan
Bagi saya, apa muncul di publik, tak lebih sebagai keculasan politik dimana para elit hanya mau menunggangi hasilnya. Perhatian mestilah ditunjukan, melalui kebijakan yang sistematis. Memfasilitasi segala hal yang memungkinkan prestasi sepak bola berkembang secara konstan.
Memberi perhatian saat berprestasi, merupakan politik jalan pintas, hanya mau enaknya saja. Persis seperti kultur dan perilaku politik politisi kita selama, hanya mau memberikan perhatian kalau menguntungkan secara politik. Dapat nama dan bisa menaikan pamor, untuk kemudian dikapitalisasi pada saat yang diperlukan.
Mari kita nantikan apakah perhatian para elit politik, ‘syahwatnya’ masih besar setelah Tim Garuda gagal memboyong Piala AFF tahun 2010 ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H