Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengakuan Kedaulatan Belanda yang Baru Merdeka oleh Aceh

10 Desember 2022   11:20 Diperbarui: 10 Desember 2022   11:29 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aceh atau Kesultanan Aceh hampir 100 lebih dahulu lahir daripada Republik Belanda. Di mana Kesultanan Aceh diperkirakan sudah eksis sejak tahun 1496, sedangkan Republik Belanda baru pada tahun 1581.

Kesultanan Aceh mengalami era keemasannya lebih dahulu di saat Belanda baru saja merdeka. Dan mungkin itulah yang mendasari mengapa Republik Belanda sempat mengundang utusan Kesultanan Aceh untuk datang ke negeri mereka di Eropa sana.

Maka dikirimlah tiga utusan resmi dari Aceh, di sana mereka sempat merasakan bagaimana kondisi perpolitikan Eropa yang waktu sering berkecamuk perang. Termasuk melihat dengan mata kepala sendiri terjadinya peperangan kemerdekaan Belanda, meski akhirnya berkesempatan menemui Pangeran Maurits, Belanda.

Seandainya mereka datang ke Eropa saat sudah maju seperti di abad 17, mungkin dapat menginspirasi mereka untuk memajukan Aceh agar seperti negara-negara Eropa, namun mereka datang di momen yang kurang tepat, jadinya persepsi yang diterima para utusan itu bisa jadi adalah Eropa yang kacau balau dan barbar karena banyak perang.

Ironisnya bangsa Aceh yang dahulu diharapkan pengakuan kedaulatannya oleh Belanda. Beberapa ratus tahun kemudian, Belanda yang sebenarnya punya hutang budi dari Aceh, justru menganeksasi kesultanan tersebut di saat sedang melemah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun