Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menilik Praktik Kanibalisme Dewata Cengkar

8 Desember 2022   10:06 Diperbarui: 8 Desember 2022   10:26 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari solopos.com

Sosok Dewata Cengkar digambarkan layaknya raja raksasa yang bengis dan suka makan daging manusia. Benarkah seperti itu?

Wujudnya yang raksasa mungkin perlu dikaji ulang kebenarannya, namun kegemarannya makan daging manusia, mungkin saja benar-benar dipraktekkan dengan alasan sebagai berikut.

Yang pertama, bisa jadi Dewata Cengkar ini menganut kepercayaan Tantrayana aliran kiri, di mana salah satu upacara ritualnya adalah dengan memakan daging mentah, nah dari situ ada yang berpendapat jika Tantrayana aliran kiri ini juga terkadang mempraktekkan kanibalisme untuk mencapai keutamaan ibadah yang ditujunya.

Hanya saja, persoalannya adalah apakah Tantrayana sudah ada di zaman Dewata Cengkar? Ada yang bilang belum, karena Tantrayana ada yang memperkirakan baru muncul abad ke lima masehi. Akan tetapi ada juga yang mengatakan bahwa cikal bakal aliran ini sudah jauh ada ribuan tahun dalam tradisi orang Dravida sebelum kedatangan invasi orang Indo-Arya ke anak benua India.

Nah kalau memang Dewata Cengkar itu menganut Tantrayana, bisa jadi bentuknya belum seperti Tantrayana yang muncul kemudian hari, tapi sudah ibadah ritualnya sudah cukup banyak kemiripannya.

Kemungkinan kedua, tidak menutup kemungkinan Dewata Cengkar itu menerapkan kepercayaan pra Hindu-Budha yang pernah hidup sebelumnya. Memang sih kepercayaan kuno itu secara umum tidak serta merta sudah pasti menerapkan kanibalisme dalam upacara ritualnya, namun bisa saja muncul aliran sempalan sebagaimana yang selalu terjadi pada seluruh agama yang ada.

Aliran sempalan yang agak ekstrem praktek peribadatannya, seperti adanya tumbal manusia dan mungkin praktek kanibalisme.

Sebagai catatan tambahan, praktek kanibalisme juga diduga pernah terjadi pada beberapa suku di Nusantara, seperti di Sumatera Utara dan Maluku, sebagaimana yang pernah didokumentasikan oleh para pelancong asal Eropa. Itu terjadi pada zaman yang sudah agak ke seni, sekitar abad 15-16. Dengan mengacu pada dokumentasi itu mungkin saja di tanah Jawa juga pernah dipraktekkan juga, hanya saja seiring dengan masuk dan dianutnya agama Hindu dan Budha di penduduknya menyebabkan praktek kanibalisme ditinggalkan perlahan-lahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun