Medang atau Mataram Kuno ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok, banyak teori penyebabnya.
Pemindahan ibu kotaAda yang bilang karena serangan Sriwijaya, tapi kayaknya terbantahkan karena serangan kerajaan Sumatera tersebut baru terjadi justru setelah ibu kota sudah dipindahkan, dan berhasil dimenangkan pihak Mataram.
Ada juga yang berpendapat karena bencana alam, terutama letusan gunung Merapi. Kelihatannya penyebab ini bisa menjadi pendorong bagi pembesar Mataram untuk mencari lokasi yang relatif lebih aman bencana alam, meskipun selama Mataram masih berpusat di Jawa Tengah, terhitung cukup banyak letusan gunung api dan bencana lainnya, tapi lama-kelamaan tidak betah juga tinggal di sana.
Bisa jadi setelah pusat pemerintahan sudah dipindahkan ke Jawa Timur, ibu kota lama karena masih sering ada letusan gunung api, menyebabkan rakyatnya juga ikut-ikutan eksodus, hingga kota lama itu lama-lama jadi kosong dan terkubur.
Lalu ada yang mengatakan karena Mataram bangkrut kehabisan uang karena banyak membangun candi di Jawa Tengah. Ini malah lebih tidak masuk akal, karena memindahkan ibu kota pastinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, kita saja kalau lagi tipis dompetnya, pasti akan berpikir ulang kalau disuruh pindah rumah.
Pindah ibu kota di saat duit lagi cekak, bukannya untung malah banyak hutang.
Kemudian, ada lagi, katanya ibu kota pindah karena melihat potensi daerah aliran sungai Brantas yang selain subur juga gampang mengakses ke lautan sehingga memudahkan perdagangan. Ini kayaknya yang paling realistis, karena sejak pemindahan itu, kerajaan-kerajaan penerus Mataram kuno sampai Majapahit mempertahankan pusat pemerintahannya di daerah yang sama.
Sungai Bengawan Solo memang lebih panjang daripada sungai Brantas, namun muaranya tetap di Jawa Timur, sama dengan Brantas. Jadi wilayah ini punya dua sisi keuntungan, subur dan strategis.
Apabila di Jawa Tengah, Mataram lebih berorientasi menjadi negara agraris, maka di Jawa Timur, negara tersebut selain agraris, juga jadi negara maritim. Dan dari sinilah kelak akan lahir kerajaan yang ukurannya jauh lebih besar dari Mataram kuno, yaitu Majapahit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H