Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Supremasi Kulit Berwarna di Muka Bumi

2 Desember 2022   22:26 Diperbarui: 2 Desember 2022   22:30 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari wealth-8.com

Jika ada yang namanya supremasi kulit putih, di sisi lain apakah ada supremasi kulit berwarna?

Pernah dan tidak sebentar terjadinya, orang-orang kulit putih "baru" mendominasi dunia ini sekitar lima abad. Sedangkan kulit berwarna lebih lama menguasai dunia, kira-kira ribuan tahun, kalau dihitung semenjak saat kemunculan peradaban Sumeria dan Mesir yang kulit berwana, di Cina yang juga kulit berwarna, Mohenjo-daro dan Harappa yang lagi-lagi kulit berwarna.

Dan jangan lupa Afrika yang saat ini dianggap miskin dan terbelakang, dahulu di saat orang-orang kulit putih itu masih primitif, sebagian besar orang Afrika sudah sempat mengenal peradaban yang sangat maju.

Jadi apabila dihitung sebenarnya peradaban orang kulit berwarna itu jauh lebih lama daripada masa dominasinya orang kulit putih di muka bumi ini.

Lalu jangan lupa kalau pada masa orang kulit berwarna mendominasi, orang kulit putih itu harganya tidak lebih dari layaknya budak saja. pada masa Mesir Kuno dan Mesopotamia misalnya, salah satu komoditas menguntungkan yang dapat diperjualbelikan adalah budak-budak dari Eropa bukan dari Afrika, karena Afrika pada waktu itu masih jadi peradaban besar.

Coba bayangkan, bagaimana gambaran di dalam suatu rumah pada zaman itu, di mana majikannya berkulit gelap, sedangkan budak atau pelayannya adalah kulit putih.

Jadi apabila akhir-akhir ini orang kulit putih merasa sombong karena lebih maju, mereka seharusnya banyak baca lagi mengenai sejarah kuno. Dan ingat roda kehidupan itu pasti berputar, dan perubahan itu abadi, yang tadinya di bawah bisa saja berada kembali di atas, dan yang di atas tidak mungkin selamanya memuncaki klasemen, suatu saat akan turun juga.

Hanya waktu saja yang dapat menjawabnya, meskipun kemungkinan besar kita sudah tidak ada lagi di muka bumi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun