Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mempermasalahkan Klaim RRC terhadap Laut Cina Selatan

19 November 2022   08:15 Diperbarui: 19 November 2022   08:18 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: batam.tribunnews.com

Laut Cina Selatan yang kadang disingkat LCS akhir-akhir cukup ramai karena banyak diklaim beberapa negara yang lokasinya berada di sekitar laut itu. Namun uniknya ada satu negara yang jika dilihat dari peta bumi letaknya cukup jauh dari LCS tapi mereka justru yang paling ngotot untuk mendominasi LCS seperti layaknya laut milik sendiri saja.

Negara tersebut adalah Republik Rakyat Cina atau RRC. Negara yang dewasa ini sering jadi sorotan dunia karena terobosan-terobosannya seperti gagasan Nine Dash Line yang kadang cukup menghebohkan negara-negara lain.

RRC memang harus diakui seperti salah satu negara yang berkembang sangat pesat hingga menjadi pesaing negara adidaya semacam Amerika Serikat. Mungkin karena lagi besar-besarnya, mereka mengira ini saatnya momentum yang tepat untuk memperluas pengaruhnya ke seluruh penjuru dunia.

Di antaranya adalah gagasan Nine Dash Line yang dibuat untuk menjadikan LCS sebagai lautan di bawah hagemoni RRC. Gagasan yang pastinya aka nada pro kontra dari negara-negara tetangganya di LCS karena mereka tentu saja memiliki klaim sepihak yang sama dengan RRC.

Negara-negara yang juga mengklaim LCS itu semuanya terletak di Asia Tenggara, terutama Vietnam dan Filipina. Kedua negara itu bisa dianggap bertetangga langsung dengan LCS dan lebih dekat dibandingkan RRC ke LCS.

Penamaan LCS sendiri perlu dipermasalahkan karena lokasinya sendiri cukup jauh dari RRC. Seharusnya penamaan itu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Bukan berdasarkan klaim sepihak RRC yang pernah menyebutkan jika LCS itu sudah lama secara turun temurun menjadi tempat mencari ikan bagi para nelayan Tionghoa. Kalau itu klaimnya berarti hampir seluruh laut yang berdekatan dengan RRC dapat diklaim serupa oleh mereka dan tidak menutup kemungkinan Samudera Pasifik sebelah barat laut yang memang berdekatan dengan RRC.

Apalagi bila mengikuti cara klaim seperti RRC, sebenarnya pelaut-pelaut Austronesia yang merupakan nenek moyang orang Indonesia dan Filipina sudah jauh lebih lama mengarungi LCS sejak beberapa abad sebelum masehi daripada pelaut Tionghoa. Bahkan kalau perlu LCS diganti saja namanya menjadi Laut Austronesia karena sudah lebih dahulu dikuasai orang-orang tersebut daripada pelaut Tionghoa.

Bahkan penamaan LCS itu sendiri perlu diperdebatkan karena konon nama itu baru familiar sejak beberapa abad terakhir. Tidak banyak yang bisa diketahui bagaimana asal usulnya nama LCS itu yang akhirnya digunakan bukan nama lain seperti yang juga pernah diajukan Indonesia, yaitu Laut Natuna Utara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun