Jika kita mendengar kata Temanggung, kira-kira apa saja yang akan terbersit dalam pikiran? Apakah itu sebagai tempat penghasil tembakaunya yang bertahan sejak lama, atau juga sekaligus penghasil kopi yang akhir-akhir ini mulai dikenal banyak orang akan kopi khas Temanggung. Keduanya menjadi komoditas hasil bumi yang dapat menarik orang luar datang berkunjung untuk sekedar mengetahui lebih banyak mengenai tembakau dan kopi khas tersebut.
Ataukah gunung kembar Sindoro-Sumbing yang lokasinya seolah-olah menjadi dua benteng yang menjaga Temanggung dari arah barat? Terutama gunung Sumbing yang karena Temanggung itu terletak di kaki gunung itu kalau kita lihat dari peta maka seolah-olah gunung Sumbing tidak hanya menjadi benteng pelindung namun juga dapat diibaratkan menjadi seorang laki-laki perkasa yang menjadi tempat bersandar seorang gadis bernama Temanggung.
Apabila kita melihat kedalam kota inipun akan terlihat keasrian yang menggoda karena cukup nyaman untuk ditinggali. Kenyamanan ini muncul dari tata letak kotanya yang memikat dan keramahtamahan penduduknya yang khas Jawa Tengah.
Toleransi penduduknya kental dan termasuk yang paling harmonis dibandingkan kota-kota lain karena banyaknya rumah ibadah yang berlainan agama telah didirikan lama di Temanggung. Masjid, Klenteng, dan Gereja cukup banyak dan sepertinya jarang terjadi konflik antar pemeluk agama yang berlainan sebelum ini.
Topografi Temanggung yang tidak rata sebenarnya mirip dengan beberapa kota pegunungan lain seperti Bogor atau Malang. Akan tetapi mungkin karena penduduknya belum sepadat kedua kota tadi membuat tidak banyak keruwetan dan kemacetan yang dapat kita temui di Temanggung.
Kota ini unik karena agak strategis karena terletak hampir dipersimpangan jalan antara Semarang-Yogyakarta dan juga jalan yang ke arah barat. Meskipun demikian tetap cukup terpencil karena dikelilingi beberapa gunung yang tetap menjaganya dari pengaruh luar.
Untuk mengunjungi Temanggung dapat memanfaatkan kereta tetapi jika kita datang dari barat maka belum tersambung jalurnya baik yang jalur utara maupun tengah. Apabila jalur utara maka biasanya dapat berhenti di Weleri atau Semarang untuk kemudian melanjutkan dengan bus atau kendaraan umum lainnya ke Temanggung. Atau kalau lewat jalur tengah karena terhenti di Wonosobo oleh karena itu tetap harus kembali mempergunakan kendaran lain agar dapat mengakses Parakan hingga setelah itu ke Temanggung.
