Kemacetan telah menjadi situasi yang sudah biasa harus dihadapi bagi setiap warga Jabodetabek setiap harinya, baik itu pada saat berangkat maupun pulang kerja. Penyebab kemacetan bisa bermacam-macam, dari yang rutinitas seperti lampu merah sampai dengan angkot ngetem atau yang insidentil misalnya ada galian proyek atau air meluap hingga menyebabkan jalanan banjir.
Tapi ada salah satu penyebab kemacetan yang sepertinya memang disengaja oleh pihak-pihak yang memang berkepentingan jika terjadi kemacetan. Penyebab kemacetan itu adalah adanya kotak sumbangan untuk masjid yang diletakkan ditengah jalan, dan itu cukup banyak terjadi pada beberapa titik dijalan-jalan umum Jabodetabek.
Sebagai catatan, penulis adalah seorang muslim meskipun mungkin belum menjadi muslim yang taat. Namun dengan melihat tidak sedikitnya keberadaan kotak sumbangan masjid yang ditaruh ditengah jalan justru membuat hati ini menjadi miris karena cukup memprihatinkan bagi kita semua yang selama ini merasakan dampak kemacetan itu.
Mengapa cukup memprihatinkan? Alasannya tidak lain adalah dengan diletakkannya kotak sumbangan ditengah jalan mau tidak mau akan membuat para pengendara dan pengguna jalan yang lain menjadi terhambat karena semakin sempitnya ruas jalan yang dapat dipergunakan mereka untuk berkendara. Terlebih lagi kemacetan akan bertambah panjang jika kotak sumbangan itu ditaruh ditengah jalan yang relatif kecil karena hanya dapat memuat dua kendaraan beroda empat saja. Keruwetan akan bertambah kalau jalan dimaksud merupakan jalur hidup dan padat yang sangat penting untuk menghubungkan daerah yang satu dengan yang lain.
Mungkin saja biang kemacetan utamanya begitu komplek yang menjadikan tidak hanya satu faktor saja yang menjadi penyebabnya. Bisa jadi selain diletakkannya kotak sumbangan masjid tersebut, juga terjadi galian proyek atau ada penyempitan jalan.
Tapi ironisnya bagi oknum pengurus masjid melihat kemacetan bertambah parah tersebut justru terkadang memanfaatkan adanya kemacetan itu untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak lagi karena dengan semakin lambatnya laju kendaraan membuat peluang para pengendara untuk memasukkan uang ke kotak sumbangan dianggapnya akan bertambah besar. Bukannya meminggirkan kotak sumbangan justru yang kejadian itu seperti aji mumpung yang membuat mereka seakan-akan semakin bersemangat untuk berteriak memakai pengeras suara mengingatkan para pengendara yang lewat akan pentingnya menyumbangkan uangnya ke masjid.
Dengan menyumbangkan harta ke masjid memang akan membuat kita mendapatkan pahala, itu jelas sekali tercantum didalam Al Qur'an dan Hadits. Pahala itu juga bisa didapatkan bagi pengurus masjid yang sudah banyak membantu dalam memperoleh harta yang dibutuhkan untuk pengembangan dan renovasi masjid menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Namun apakah dengan motivasi semacam itu dapat membenarkan perbuatan yang dapat menyebabkan orang lain kesulitan? Bukankah setiap uang sumbangan akan menjadi kurang berkahnya apabila diperoleh dengan cara yang tidak baik seperti membuat kemacetan dijalan umum yang dampaknya pasti akan merugikan pengguna jalan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H