Laki-laki pendek dan kekar ini sepertinya menganggap laki-laki jangkung tadi sebagai pemimpinnya. Terdengar suara berat yang bunyinya, "...sepertinya kita berhasil menenggelamkan satu korban lagi Daeng". Kemudian tidak lama dijawab, "tidak saudaraku, ini belumlah seberapa karena di setiap kota besar, mereka masih memiliki banyak kapal-kapal perang yang tetap harus kita waspadai, kita tidak boleh lengah....".
Langit sudah berwarna jingga dikejauhan, tanda hari sudah mulai senja. Burung-burung berterbangan pulang ke sarangnya setelah seharian penuh mencari makan. Dari kejauhan mulai terlihat jelas bahwa apa yang tadinya dikira pulau itu terlihat samar-samar seperti sebuah kapal yang bergerak, namun karena disamarkan demikian baiknya maka yang terlihat adalah pulau seperti pada umumnya.
Itulah kapal bajak laut yang selama ini meneror laut-laut di Hindia Timur Belanda, terutama meneror kapal perang dan kapal dagang milik Gubernemen Hindia Belanda dan Angkatan Laut Belanda sejak awal tahun 1850an. Bentuknya seperti pulau namun itu bukanlah pulau melainkan kapal perang yang dimodifikasi dan disamarkan menjadi sebuah pulau yang bergerak sehingga sering mengecoh musuh-musuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H