Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Apakah Beladiri Dapat Dipakai di Jalanan?

31 Oktober 2022   12:15 Diperbarui: 31 Oktober 2022   12:15 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sih yang menjadi tujuan kita berlatih beladiri? Apa ingin menjadi kuat dan jago berkelahi menghadapi preman dijalanan atau ada tujuan lain? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu tidak jarang sering terbersit dibenak beberapa orang yang ingin belajar beladiri, termasuk penulis sendiri.

Penulis sebelumnya pada masa remaja, bisa jadi dapat dikategorikan sebagai remaja yang cukup culun dan pernah juga mengalami pembulian dari teman-temannya, baik itu di sekolah maupun di lingkungan main sekitar rumahnya. Akan tetapi ada fase penting yang membuat hidup penulis berubah secara berangsur-angsur yaitu setelah mulai mengenal apa itu beladiri dan tentu saja juga sejak mulai berlatihnya juga.

Namun pertanyaan diatas perlu mendapat perenungan kita semua, apakah dengan belajar beladiri itu dapat serta merta membuat kita jadi jagoan dan dapat mengalahkan orang manapun yang mau mengganggu kita diluar sana. Persepsi bahwa beladiri dapat membuat praktisinya mengalahkan orang lain itu tidak salah seratus persen, tetapi juga tidak benar seratus persen.

Memang hampir setiap orang yang habis berlatih beladiri biasanya akan menimbulkan perasaan lebih percaya diri dan berani, dari yang semula malu-malu atau kurang pede. Dan tidak sedikit dengan rutin berlatih beladiri dapat menstimulus adrenalin yang ada didalam hormon seseorang sehingga membuat dirinya seakan-akan merasa dirinya sudah menjadi pendekar seperti di film laga.

Tapi ingat bahwa diluar sana, termasuk dijalanan itu berbeda dengan situasi yang kita hadapi dalam latihan beladiri kita selama ini karena yang kita temui adalah rekan-rekan latihan kita sendiri yang hampir tidak mungkin menyerang kita tanpa alasan jelas. Dan satu hal lagi bahwa situasi dijalanan juga berbeda dengan pertarungan didalam arena ataupun ring yang sudah jelas aturan mainnya.  

Didalam setiap latihan beladiri memang kita terus diasah reflek dan digembleng daya tahan fisiknya dengan berbagai macam tempaan yang terkadang cukup keras. Akan tetapi sekeras apapun tempaan yang tubuh kita alami tidak akan pernah merubah tubuh kita menjadi sekeras besi, tubuh kita sampai kapanpun tetap terdiri dari daging yang dapat robek jika dibacok dan tulang yang dapat patah dan retak kalau dihantam benda keras.  

Jalanan itu bukan tempat latihan, karena dijalanan biasanya mental orang-orang disana adalah mental serigala yang lebih suka mengeroyok daripada bertarung satu lawan satu seperti dalam arena pertandingan. Orang-orang dijalananpun, termasuk premannya tidak mengenal aturan sama sekali dalam perkelahian, cara apapun dapat mereka pakai asal yang penting menang atau minimal selamat dari situasi perkelahian tersebut. Penggunaan senjata tajam atau alat lainnya yang dapat dipakai sebagai senjata akan selalu memungkinan terjadi, dalam perkelahian jalanan tidak mungkin kita dapat melarang orang yang menjadi lawan kita itu agar tidak memakai senjata.

Seandainya ada aturan, aturan itu adalah hukum rimba. Yaitu siapa yang kuat dan berani maka dialah yang berpotensi akan menang, tidak melihat apakah ada diantara mereka yang berkelahi itu ada yang benar dan baik. Bahkan dapat dianggap bahwa bukan kebenaran dan baiknya seseorang yang membuatnya diakui dijalanan akan tetapi kekuatan dan keberanianlah yang dapat menjadikan seseorang disegani disana.

Kembali ke beladiri, jadi perlu diperhatikan benar bahwa siapapun praktis beladiri, apakah dia pernah juara turnamen beladiri sekelas nasional semacam One Pride MMA atau Pekan Olahraga Nasional atau yang sekelas lokal seperti Pencak Dor tetap saja harus berhati-hati apabila harus menghadapi situasi konflik dijalanan. Mungkin mereka akan dengan mudah mengalahkan lawannya dijalana itu jika masih satu orang dan belum mengeluarkan senjata berbahaya, namun kondisinya akan sangat berbeda kalau teman-temannya ikut membantu mengeroyok ditambah diantara mereka juga sudah ada yang memakai senjata tajam.

Dari sini bagi seluruh praktisi beladiri manapun dan sejago apapun dirinya tetap harus waspada dan sebisa mungkin lebih mendahulukan penyelesaian damai jika terpaksa harus menghadapi situasi konflik di jalanan. Ingat risiko yang dapat ditimbulkan tidaklah kecil seandainya kita tetap memaksakan untuk berkelahi dijalanan, risiko paling besar yang dapat dialami kita adalah luka parah atau bahkan kematian. Disinilah ego kita harus ditekan semaksimal mungkin karena keluarga kita mengharapkan kita pulang selamat bukan pulang tinggal mayat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun