Pada tulisan sebelumnya mengenai Gerak Saka, diungkapkan jika perguruan silat tersebut memiliki ciri khas yang harus selalu menempel musuhnya dengan meminimalir jarak yang ada. Selain itu gerakan-gerakan dalam Gerak Saka cenderung mengalir dan mengikuti ritme dari lawannya, yang pada prinsipnya adalah sebisa mungkin tidak melawan arus gerak dari lawannya dan setelah aliran gerakannya diikuti dapat ditindaklanjuti dengan gerakan tiba-tiba yang menjatuhkan yang terkadang tanpa disadari lawan mereka.
Lalu ada juga ciri keunikan dari Gerak Saka ini. Yaitu kepraktisannya dan bisa jadi kesederhanaannya dikarenakan gerakan dan tehniknya tidak banyak, secara umum gerakan basic mereka hanya sekitar lima sampai enam gerakan namun dari situ sangat berpeluang dikembangkan dengan variasi yang sangat banyak. Kepraktisan inilah yang membuat para pemula yang ingin belajar tidak perlu menghapal banyak jurus, terlebih bagi pemula yang sudah memiliki umur yang tidak muda lagi.
Nah ini juga salah satu keunikan lainnya yakni cukup ramah bagi kaum yang sudah cukup berumur, mungkin berbeda dengan beberapa beladiri yang memerlukan stamina dan tenaga yang menguras banyak energi. Apalagi Gerak Saka ini sampai saat sekarang belum dikategorikan sebagai beladiri yang dipertandingkan pada turnamen resmi bagi para atlit, Gerak Saka lebih cenderung mengarah kepada beladiri tradisional dan beladiri praktis yang lebih cocok diterapkan dijalanan atau dilapangan.
Selain itu Gerak Saka mempunyai keunikan lainnya yaitu serangannya langsung ke arah kepala atau dada lawan. Langsung yang berarti tidak ada serangan yang "berbelok" dahulu kebagian lain misalnya untuk mengecoh lawan atau untuk memperlemah kaki dan tangan lawan.
Ditambah lagi maksud langsung disini adalah tidak mengenal tangkisan dan tendangan, hampir semua serangannya harus memakai tangan dan pada saat menyerang sama sekali tidak perlu menangkis terlebih dahulu. Pertanyaannya adalah bagaimana jika lawan itu menyerang duluan, maka disini Gerak Saka mengharuskan petarungnya untuk langsung masuk ke area dalam lawan dengan sedikit menghindar atau memang tubuh petarungnya memposisikan dirinya agar tidak terkena serangan lawan.
Dan pada saat masuk itulah, penempelan tetap harus dilakukan dan jangan pernah melepaskan lawan bagaimanapun caranya. Menempel berarti tangan si petarung Gerak Saka menyentuh atau agak memegang atau menapak tapi tidak mencengkram, dimana tangannya layaknya radar yang harus bisa menerka ke arah mana lawan akan bergerak dan itu dibutuhkan pengalaman jam terbang yang tidak sedikit.
Setelah diketahui ke arah mana lawan akan bergerak, seperti yang dituliskan sebelumnya maka si petarung Gerak Saka akan selembut mungkin menjatuhkan lawannya tanpa boleh terlihat memaksa lawannya jatuh. Disini dipakai prinsip mengoyahkan keseimbangan lawan karena lawan sebesar apapun badannya kalau sudah goyah keseimbangannya maka akan lebih mudah untuk dijatuhkan tanpa perlu memerlukan energi yang cukup besar. Bahkan kalau si petarung Gerak Saka sudah sangat mumpuni maka hampir tidak butuh tenaga sama sekali dalam menjatuhkan lawannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H