Gerakan dalam perguruan silat ini terus menempel lawannya, melekat tanpa mau melepaskan. Para pendekarnya pada saat bertarung justru tidak berusaha melawan arah gerakan lawannya, tangan dan posisi tubuh serta kaki mereka selalu mengikuti kemana lawan mau menyerang atau menghindar.
Namun uniknya tanpa diduga lawannya bisa saja terjatuh. Jika mau dicermati sekali lagi ternyata disitulah trik mereka menjatuhkan lawannya yaitu memanfaatkan arah tenaga lawan, kalau lawan mau ke kanan maka diikutilah ke arah kanan dan kalau lawan mau ke kiri juga diikuti ke kiri.Â
Hingga diposisi itulah seolah-olah gerakan lawan yang arahnya misalnya ke kanan seperti dibantu lebih deras ke arah yang sama, cukup deras sehingga membuat keseimbangan lawannya agak goyah dan disitulah pada waktu lawannya sudah agak goyah lalu diteruskan sampai terjatuh tanpa disadari.Â
Apabila dikategorikan apakah itu termasuk bantingan mungkin juga bisa namun bantingan yang termasuk halus karena tidak membutuhkan tenaga penuh dan terkadang menjadikan lawannya tidak sadar kalau sudah jatuh.
Itulah ciri unik dari perguruan silat yang bernama Gerak Saka, namanya konon berasal dari bahasa Sunda atau mungkin juga dari Betawi yang bisa dimaknakan gerakan yang sekenanya, wallahu a'lam.Â
Menurut cerita yang dulu penulis pernah ingat, silat itu walaupun saat ini berkembang cukup pesat di Jakarta tapi asal muasalnya adalah dari tanah Sunda. Pernah penulis menanyakan pada beberapa teman yang sudah mencoba beberapa beladiri, mereka termasuk merekomendasikan Gerak Saka sebagai beladiri yang praktis, sederhana tapi cukup efektif dilapangan.
Tapi disini penulis tidak mau fokus pada sejarahnya melainkan pada pandangan penulis sebagai newbi yang polos melihat silat Gerak Saka ini. Dilihat dari reputasinya Gerak Saka cukup disegani karena sepertinya telah beberapa kali memenangkan kompetisi pertarungan antar perguruan beladiri yang gerakannya dapat dianggap halus, intinya turnamen halus tapi bukan turnamen antar mahluk halus lho.Â
Disana Gerak Saka berhasil mengalahkan beberapa perguruan beladiri dan menjuarainya tidak hanya sekali, padahal perguruan beladiri yang dihadapi juga bukan perguran kacang-kacangan.
Gerak Saka juga pernah coba menjajal peruntungannya di turnamen yang lebih keras semacam Mix Martial Arts (MMA), tapi nama turnamennya penulis lupa. Pada waktu kalau tidak salah sempat mengalahkan beberapa lawannya namun pernah sempat juga kalah.
Kembali ke gerakan atau tehnik jurusnya. Seingat penulis gerakannya cukup sederhana karena kalau tidak salah secara umum gerakan dasarnya dibagi menjadi lima atau enam saja.Â
Dari gerakan dasar tersebut dapat dikembangkan sesuai kebutuhan yang dihadapi mereka dilapangan, pengembangan itupun menuntutu pengalaman dan pemahaman yang mendalam terhadap makna gerakan Gerak Saka.
Terlihat sekali perbedaan antara mereka yang baru belajar dengan yang sudah lama berguru di Gerak Saka. Biarpun awal gerakannya tidak banyak tapi variasinya bisa sangat berkembang dan hebatnya lagi dapat mengadaptasi lawannya, apakah lawannya memiliki kemampuan dan tehnik seperti apa itulah yang akan diikuti dulu lalu baru dijatuhkan karena memang prinsip Gerak Saka tidaklah langsung frontal namun dengan halus mengalir saja mengikuti gerakan lawan. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H