Mohon tunggu...
Muhammad Asif
Muhammad Asif Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and reseacher

Dosen dan peneliti. Meminati studi-studi tentang sejarah, manuskrip, serta Islam di Indonesia secara luas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ir. Soekarno, Al-Qur'an dan Soal "Pembangunan Jiwa"

21 Februari 2019   11:15 Diperbarui: 21 Februari 2019   11:26 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Didalam suasana semangkin meningkatnya taraf revolusi dan nation character-building kita jang kian terkonsolidasikan, maka terbitnja kitab sutji al-Qur'an merupakan sumbangan amat besar bagi seluruh lapisan rakyat kita, chususnya bagi umat islam golongan 'awamja, karena dengan kitab ini kita memperoleh kesempatan lebih besar untuk lebih memahami isi dan makna al-Qur'aan, bukan saja, bahkan untuk lebih meresapi hingga masuk ke tulang-tulang sungsum, untuk selanjutnja dipraktekkan, dalam kehidupan sehari-hari, karena telah menjadi kejakinan saja bahkan kejakinan kita semua: hanja jikalau ummat Islam setia menjalankan isi seluruhnya dari al-Qur'aan, pasti mereka akan menjapai puntjak-puntjak kdjajaan lahir-bathin..."

Kutipan di atas merupakan sambutan Ir. Soekarno, presiden RI pertama dalam kata pengantarnya pada terjemah al-Qur'an pertama oleh negara kita.  Terjemahan itu ditemukan seorang kawan dari penjual buku loakan di Stadion Manahan, Solo, ketika jalan-jalan di Minggu pagi. Setelah penulis buka-buka sekilas, ada yang menarik. Al-Qur'an ini bertanggal 17 Agustus 1965. 

Dalam kata pengantarnya, tertulis nama Presiden pertama RI, Ir. Soekarno dengan menyebut diri sebagai Panglima tertinggi/ Pemimpin Besar Revolusi. 

Terjemah ini jelas merupakan penerjmahan Al-Qur'an pertama kali yang dijalankan oleh negara melalui Kementrian Agama. Sebelumnya di Indonesia memang sudah pernah ada penerjemahan Al-Qur'an, misalnya seperti yang dilakukan oleh Mahmud Yunus ke dalam bahasa Melayu, Raden Muhammad Adnan, dari keraton Surakarta ke dalam bahasa Jawa, kiai Bisri Mustofa ke dalam bahasa Jawa pula, serta beberapa ulama lain ke dalam beberapa bahasa daerah, namun secara resmi pemerintah belum pernah menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Indonesia.

Proyek ini diketuai oleh Prof. RHA Soenaryo di bawah pengarahan menteri agama waktu itu Safuddin Zuhri. Terjemah Al-Qur'an ini  jelas sudah menjadi barang langka dan sulit ini ditemukan. 

Para pengkaji Islam di Indonesia yang paling terkmuka, sebut saja AH. Johns, Peter Riddel, tampaknya tidak menyinggung sama sekali terjemah Al-Qur'an ini. Bahkan peneliti Amerika Serikat, Howard M. Federspiel dalam karyanya berjudul Popular Indonesian Literature of the Qur'an, yang kajiannya mencakup tentang literatur-literatur tentang tafsir, ilmu tafsir, terjemah Al-Qur'an, serta indeks Al-Qur'an di Indonesia pun melewatkan terjemah tersebut.  

Di  Laboratorium Al-Qur'an UIN Sunan Kalijaga yang mengoleksi tafsir dan terjemah Al-Qur'an dari berbagai wilayah nusantara, ternyata juga tidak mengoleksi karya terjemah tersebut. Demikian pula ketika penulis berkunjung (bersama rombongan)ke Museum Istiqlal dan Bayt al-Qur'an yang ada di komplek Taman Mini pada 2018, ketika saya cari-cari terjemah itu juga tidak ada di sana.

Terjemah Al-Qur'an ini diterbitkan 2 minggu sebelum terjadinya peristiwa 30 September 1965. Penerjemahan ini merupakan pelaksanaan dari keputusan MPRS No. II/ MPRS/ 1960 tentang garis-garis besar pola pembangunan semeseta berentjana tahapan pertama 1961-1969.

 Buku ini selain diberi kata pengantar langsung oleh Presiden Soekarno, juga turut pula wakil ketua MPRS KH. Idham Chalid, Menko Urusan Agama, Saefuddin Zuhri, serta ketua Lembaga Penjeleggara Penterdjemah Kitab Sutji Al-Qur'an, Prof. RHA Sonaryo SH. 

Sedangkan anggota dari tim penerjmah adalah: T.M Hasbi Ash Shiddieqy, Prof. Muchtar Yahya, KH. Anwar Musaddad, KH. Ali Maksum, Dr. A. Mukti Ali, Prof. Bustami Abdulhgani, Prof. Toha Jahja Oemar, serta beberapa tokoh lain. Yang menarik adalah tanggal penerbitan serta semua kata pengantar yang ada bertanggal 17 Agustus 1965. Ini tentu saja bukan tanpa tujuan, 17 Agustus jelas memiliki makna tersendiri.

Al-Qur'an dan soal "Pembangunan Jiwa"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun