Mohon tunggu...
Adi Dibyo
Adi Dibyo Mohon Tunggu... Guru - Guru BK SDI Makarima Kartasura dan Konsultan inklusi

Suka dengan yang namanya Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sensori Integrasi dan Proses Sensori

15 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 11 Desember 2024   08:49 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://qqmitraananda.com/berita/detail/mengenal-gangguan-sensori-integrasi-65707.html

Sensory Integration and Sensory Processing

Seorang anak laki-laki di taman bermain menjauh dari teman-teman sekelasnya, melihat teman-temannya memanjat benda dan berlarian mengejar satu sama lain. Dia mengamati apa yang mereka lakukan tetapi tidak ikut bermain dengan teman lain atau bergabung dalam permainan yang sedang berlangsung. Seorang anak perempuan lain meminta gurunya untuk mendorongnya ke ayunan ban untuk keempat kalinya, memintanya untuk memutarnya lebih cepat dari yang terakhir. Murid ketiga hanya makan dua wadah berisi saus apel untuk makan siang karena hanya itu yang bisa diberikan orang tuanya agar ia bisa makan sendiri.  Anak-anak ini masing-masing memiliki kekuatan dan tantangan tersendiri, namun mereka semua memiliki kesamaan: tantangan dalam hal Sensori Integrasi.

Integrasi Sensori adalah proses neurologis yang digunakan manusia untuk menerima, menggabungkan, dan menginterpretasikan informasi dari lingkungan.  Manusia menerima masukan dari tujuh indera: pendengaran, penglihatan, sentuhan (taktil), penciuman (penciuman), pengecapan (pengecap), proprioseptif (indera otot), dan vestibular (indera gerakan). Setelah input diterima, input tersebut diproses sehingga otak dapat memutuskan apakah input tersebut penting dan apa sifatnya.  Setelah hal ini ditentukan, otak mengarahkan tubuh untuk bereaksi sesuai dengan itu, sehingga menghasilkan respons yang adaptif.  Gangguan Pemrosesan Sensorik terjadi ketika seseorang tidak dapat menghasilkan respons motorik adaptif terhadap lingkungannya karena proses ini terganggu akibat suatu hal.  Tingkat kepekaan seseorang terkait erat dengan kemampuannya untuk menginterpretasikan input sensorik dan menghasilkan respons adaptif. Jika seseorang berada di atas atau di bawah "tingkat stimulasi optimal", maka akan sulit untuk mengakses keterampilan motorik dan kognitif tingkat tinggi untuk dapat menghasilkan respons adaptif terhadap lingkungan.

Modulasi sensorik adalah proses di mana otak memutuskan apakah suatu informasi penting atau tidak.  Jika informasi tersebut tidak penting, maka informasi tersebut akan disaring. Ini adalah filter otak, dan jika tidak dapat melakukan tugasnya, orang tersebut mungkin tidak dapat menyaring input yang berasal dari lingkungan sekitar atau menafsirkan input yang lebih besar dari yang seharusnya. Input ini bisa sangat banyak dan sering kali mengakibatkan orang tersebut berada dalam tingkat stimulasi yang tinggi. Seseorang yang mengalami kesulitan modulasi mungkin berada dalam "mode melawan atau lari" dan akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan fokus pada tugas yang sedang dikerjakan. Selain itu, sulit bagi otak untuk membedakan input jika input tidak dimodulasi dengan benar.

Sensory discrimination adalah ketika otak memahami informasi yang diterimanya. Tanpa memahami sepenuhnya input sensorik, seseorang akan mengalami penurunan keterampilan.  Individu tersebut mungkin tidak terkoordinasi atau tidak dapat menyelesaikan tugas motorik.  Seringkali seseorang yang mengalami kesulitan dalam mendiskriminasikan input akan mencari input tambahan untuk mendapatkan lebih banyak informasi agar lebih memahami, sehingga menghasilkan perilaku sensory seeking. Diskriminasi berbagai jenis input akan menghasilkan hasil fungsional yang berbeda. Ketika otak berhasil membedakan input sensorik, otak memungkinkan individu untuk membangun dan mengembangkan keterampilan.

Seseorang dapat mengalami masalah modulasi atau diskriminasi hanya pada satu indera atau beberapa indera.  Tingkat keparahan defisit pemrosesan sensorik serta indera atau kombinasi indera yang terkena dampaknya akan mengubah cara Gangguan Pemrosesan Sensorik terlihat dan berdampak pada seseorang. Orang yang memiliki kesulitan integrasi sensorik mungkin mengalami kesulitan untuk fokus, tulisan tangan yang buruk dan keterampilan motorik halus lainnya, atau kesulitan dalam melakukan transisi. Mereka mungkin mengalami keterlambatan dalam tahapan perkembangannya atau mungkin hipersensitif terhadap suara, gerakan, atau rasa tertentu. Mereka mungkin pilih-pilih makanan atau menolak makanan.

Karena setiap orang dengan masalah sensori terlihat berbeda, maka intervensi Sensori Integrasi juga terlihat berbeda untuk setiap orang. Intervensi Sensori Integrasi adalah metode intervensi yang dilakukan oleh Okupasi Terapis yang didasarkan pada teori Sensori Integrasi yang diciptakan oleh Jane Ayers. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa pengalaman sensorik yang bermakna dan ditingkatkan dapat mengubah cara sistem saraf berfungsi untuk membantu meningkatkan integrasi input. Setiap sesi bersifat individual dan, untuk anak-anak, berlangsung di suasana yang menyenangkan dan menggembirakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun