Pilkada 2024 akan menjadi ujian bagi warisan politik Presiden Jokowi. Meskipun tidak lagi mencalonkan diri, pengaruhnya terhadap peta politik Indonesia tetap diperhitungkan. Kekuatan Jokowi dapat diukur dari berbagai aspek. Pertama, tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahannya. Tingkat kepuasan yang tinggi berpotensi diterjemahkan menjadi dukungan terhadap calon-calon yang diusung atau didukung secara implisit oleh Jokowi. Kedua, mesin politik yang dibangun selama dua periode kepemimpinannya. Jaringan partai pendukung dan figur-figur kunci di pemerintahan dapat dijadikan aset penting dalam memenangkan pilkada di berbagai daerah. Ketiga, program-program pembangunan yang telah dijalankan. Keberhasilan program-program tersebut dapat meningkatkan popularitas dan elektabilitas calon kepala daerah yang dianggap melanjutkan visi dan misi pembangunan tersebut.
Namun, pengaruh Jokowi juga menghadapi tantangan. Faktor ekonomi, seperti inflasi dan harga kebutuhan pokok, dapat mempengaruhi persepsi publik. Selain itu, munculnya figur-figur politik baru dan dinamika koalisi partai politik juga akan membentuk lanskap persaingan pilkada. Oleh karena itu, menakar kekuatan Jokowi di Pilkada 2024 membutuhkan analisis yang komprehensif, mempertimbangkan berbagai faktor tersebut secara simultan. Hasil pilkada nantinya akan menjadi indikator yang penting untuk memahami sejauh mana warisan politik Jokowi masih memiliki daya tarik dan pengaruh di kancah politik Indonesia. Ini akan menjadi pelajaran berharga bagi perkembangan demokrasi dan kepemimpinan di masa depan. Semoga pilkada 2024 berjalan lancar, demokratis, dan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang amanah dan berkompeten untuk rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H