Mohon tunggu...
Adi Dibyo
Adi Dibyo Mohon Tunggu... Guru - Guru BK SDI Makarima Kartasura dan Konsultan inklusi

Suka dengan yang namanya Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Guru Segan Menghukum Murid?

16 November 2024   14:00 Diperbarui: 18 November 2024   12:13 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan wakil presiden Gibran yang mengatakan bahwa jangan jadikan UU perlindungan anak sebagai senjata untuk menyerang guru menurut saya adalah semacam pernyataan yang sangat powerfull dan relate dengan keadaan sekarang dimana banyak kasus guru yang ingin mendisiplinkan muridnya malah dikriminalisasi dengan mengatakan tindak kekerasan kepada murid. saya akan memberikan sudut pandang saya sebagai seorang guru BK yang tentunya ini sangat subyektif sekali

Fenomena guru takut menghukum murid bukanlah hal yang baru. Di era ini, dengan semakin kompleksnya dinamika pendidikan dan tuntuan terhadap guru, muncul berbagai faktor yang membuat guru merasa ragu untuk menerapkan hukuman sebagai bagian dari proses pembelajaran.

Pertama, perubahan paradigma pendidikan yang berfokus pada pendekatan humanis dan membangun karakter, membuat guru cenderung menghindari hukuman yang dianggap represif. Mereka lebih memilih metode pembelajaran yang positif dan memotivasi, seperti dialog, refleksi, dan pemberian kesempatan kedua.

Kedua, faktor eksternal seperti intervensi orang tua dan tekanan dari pihak sekolah, juga menjadi kendala. Orang tua yang terlalu protektif terhadap anak, atau sekolah yang memiliki kebijakan yang terlalu lunak, dapat membuat guru merasa terkekang dalam menerapkan disiplin.

Ketiga, kekhawatiran terhadap dampak psikologis pada murid, terutama ditengah maraknya isu bullying dan kekerasan disekolah, membuat guru semakin hati-hati. Mereka takut hukuman akan berdampak negatif pada perkembangan emosional dan mental murid.

Tantangannya terletak pada bagaimana guru dapat menemukan keseimbangan antara pendekatan humanis dan penerapan disiplin yang efektif. Guru perlu memahami bahwa hukuman bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk membantu murid belajar dari kesalahan dan tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Refleksinya adalah fenomena guru takut menghukum murid merupakan cerminan dari kompleksitas dunia pendidikan saat ini. Diperlukan dialog dan kolaborasi antara guru, orang tua, dan sekolah untuk menemukan solusi yang tepat dalam membangun budaya disiplin yang efektif di lingkungan sekolah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun