Mohon tunggu...
Pinanggih Kamulyan
Pinanggih Kamulyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Listener.

Start your day here.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Perubahan Karya Sastra Era Dulu dan Sekarang.

22 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 22 Desember 2024   12:21 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serat Centhini: Wikipedia.

Karya sastra mencerminkan zaman di mana ia lahir, mengungkapkan nilai, budaya, dan realitas sosial masyarakatnya. Seiring berjalannya waktu, karya sastra terus berkembang, menyesuaikan dengan perubahan sosial, teknologi, dan gaya hidup. Lalu apa yang membedakan karya sastra era dulu dan sekarang?

Karya Sastra Klasik: Salah satu contoh karya sastra klasik dari era dulu adalah Serat Centhini (abad ke-18), karya monumental sastra Jawa. Karya ini tidak hanya menceritakan perjalanan spiritual dan kebudayaan, tetapi juga menyentuh berbagai aspek kehidupan seperti filsafat, agama, seni, dan tata cara kehidupan masyarakat Jawa pada masa itu. 

Serat Centhini ditulis dalam bentuk tembang (puisi Jawa) yang memiliki struktur dan aturan tertentu. Penulisannya bertujuan untuk memberikan pelajaran moral sekaligus menjadi arsip budaya. Gaya bahasa yang digunakan sangat indah, sarat dengan metafora dan simbolisme.  

Laut Becerita: Gramedia.
Laut Becerita: Gramedia.

Sedangkan Karya Sastra Era Sekarang, sebagai perbandingan, salah satu karya sastra modern yang mencerminkan era digital adalah novel Laut Bercerita (2017) karya Leila S. Chudori. Karya ini mengangkat tema sosial-politik, menceritakan pengalaman aktivis era Orde Baru melalui sudut pandang tokoh Biru Laut.  

Berbeda dengan karya klasik, Laut Bercerita menggunakan bahasa yang lebih lugas, mengikuti gaya narasi yang linear dan mudah dipahami pembaca zaman sekarang. Novel ini juga menggunakan medium digital untuk promosi, bahkan diadaptasi ke dalam media visual, menunjukkan keterkaitan sastra modern dengan teknologi.  

Dalam Laut Bercerita, Leila S. Chudori menggambarkan pergolakan batin, ketegangan, dan ketidakadilan yang dialami oleh aktivis. Novel ini tidak hanya menyentuh sisi personal para karakter tetapi juga mengungkap kondisi sosial-politik Indonesia pada masa itu. 

Beberapa aspek menarik dari karya ini adalah Tema yang diangkat relevan dengan isu-isu hak asasi manusia dan perjuangan demokrasi. Ini menunjukkan bagaimana karya sastra modern sering kali menjadi medium kritik sosial, serta gaya bahasanya lugas namun tetap puitis dalam menggambarkan emosi karakter, membuat pembaca lebih mudah terhubung secara emosional.  

Namun, yang membedakkan perbedaan utama dari sebuah karya adalah Tujuan dibentuknya karya tersebut, Karya sastra klasik lebih menekankan pengajaran moral dan pelestarian budaya, sedangkan karya modern lebih berfokus pada relevansi isu sosial dan emosional. Sastra klasik didistribusikan melalui naskah atau tradisi lisan, sementara sastra modern memanfaatkan teknologi digital untuk menjangkau audiens yang lebih luas.  

Perubahan karya sastra dari era dulu ke sekarang mencerminkan evolusi kebutuhan, teknologi, dan selera masyarakat. Meski berbeda dalam pendekatan, kedua era tetap berfungsi sebagai cerminan dan dokumentasi budaya, memberikan pelajaran yang relevan sesuai dengan konteks zamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun