Lelaki tua yang tabah
Lelaki tua yang malang, lelaki tua yang larut. Lelaki itu tetap berdiri dengan gagahnya bersama laut. Baginya laut adalah teman, sahabat, bahkan mungkin keluarga??. Lelaki itu berteriak melawan kemalangan. Baginya kemalangan adalah pernak pernik kehidupan. Lelaki itu kesepian. Ya, dia butuh teman. Temannya hanya laut dan seorang anak muda yang setia dengannya. Lelaki tua dan idealismenya yang kuat. Tuhan menciptakan manusia bukan untuk ditaklukkan !!. Hidupnya penuh dengan tantangan . Ganasnya laut membentuk kepribadiannya, sabar, gigih, ulet, dan cerdik. Pengalaman membuat dia dewasa. Laut telah membentuknya !!. Lalu kenapa selama 84 hari dia tidak mendapat ikan seekor pun??
Lelaki tua yang gigih
Si tua yang kukuh, dia yang membara. Bertarung melawan ikan besar selama 2 hari bukan perkara yang mudah. Kesabaran, ketelitian, keuletan, dan kecerdikan menjadi pendukung kemenangannya. Selama itu dia sendirian tanpa teman mengobrol. Hanya laut dan burung – burung yang menemaninya mengais rezeki. Tetapi, ya! Dia sadar. Tidak ada yang benar – benar sendirian di dunia ini sekalipun dirinya. Dia bersama laut. Dia bersama laut dan makhluk-makhluk indahnya. Dia bersama langit. Dia bersama langit dengan makhluk-makhluk menawannya. Dia sedang bergelut dengan rahasia alam ini !!. Laut sedang memeluknya. Lelaki tua itu mungkin ingin tau bagaimana perasaan laut kepadanya. Apakah dia seorang hama? Atau seorang pembawa keberuntungan?. Laut oh laut. Apakah kamu perlu juga keberuntungan seperti halnya makhluk-makhluk indahmu. Seperti halnya aku.
Lelaki tua yang tenang
Lelaki yang hidup, si tua yang beruntung (?). Seperti apa keberuntungan itu?. Mungkin ia merasa keberuntungan berbentuk seperti awan putih yang menurunkan hujan. Atau seperti buih di lautan yang sangat banyak tetapi jika disentuh langsung lenyap. Ah, lelaki itu seperti laut. Kita hanya bisa menebak-nebak apa yang ada di hatinya, apa yang dia pikirkan, dan kenapa dia melakukan itu. Oh lelaki tua yang bijak, apakah laut bagimu sekedar mata pencaharianmu, ataukah kau menganggap laut sebagai rumahmu berbagi kasih? Atau laut hanyalah tempat melepaskan penatmu?. Segala khayalmu itu, apakah kenyataan bagimu atau cuma gincu duniamu?. Atau jangan-jangan sejatinya kamu adalah laut itu sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H